Senin, 27 Juni 2016

Talkhis bab puasa dan Ramadhan 7 (terakhir)

Talkhis bab puasa bagian 7

��  تلخيص أحكام الصّيام ورمضان ��
������ في سبعة دروس������

Ringkasan hukum hukum puasa dan Ramadhan

الدرس الفقهي السابع والأخير في أحكام الصوم

Pelajaran fiqih ketujuh dan menjadi pelajaran yang terakhir dalam kajian hukum puasa

�� أقسامُ الإفطارِ باعتبارِ ما يلزَمُ بسببِه : أربعةٌ :

Pembagian batal puasa dari segi memandang apa yang harus dilakukan dengan sebabnya, ada 4 sebab batal :

1⃣ ما يلزَمُ فيهِ القضاءُ والفِدْية : اثنان :

⃣ 1. Batal puasa yang mengharuskan dalam nya :
          - qodho (bayar) puasa
          - fidyah
      Ini ada dua, yaitu :

1- الإفطارُ لِخوفٍ على غيرِه ، كفِطْرِ الحاملِ لِخوْفِها على جنينِها والمُرضِعِ لخوفِها على رضيعِها.

1. Batal puasa karena khawatir keselamatan yang lain, seperti
   - batal nya ibu hamil karena ia takut keselamatan janinnya, dan
   - batal nya ibu menyusui karena khawatir keselamatan bayinya yang sedang menyusui

��لأن القاعدة تقول : كل فطر ارتفق فيه شخصان فيجب فيه القضاء والفدية .

Alasannya :
karena ada kaidah mengatakan : Setiap pembatalan yang menolong dan bermanfaat untuk dua orang maka wajib dengan sebabnya qodho dan fidyah

��أما إذا أفطرتا خوفاً على أنفسهما وعلى طفلهما فليس عليهما إلا القضاء فقط.

-> Adapun apabila keduanya (ibu hamil&menyusui) buka karena khawatir atas ke selamat dirinya saja, atau atas keselamatan anaknya saja, maka ia hanya wajib qodho saja

��لأن القاعدة تقول : إذا اجتمع مانع ومقتضٍ غُلِّب المانع على المقتضي ، فالخوف على أنفسهما مانع من وجوب الفدية ، والخوف على طفلهما مقتضٍ له ؛ فغُلِّب الأول فلا فدية عليهما مع وجوب القضاء .

Karena kaidah mengatakan : jika berkumpul antara permintaan/tuntutan dengan penghalang,

-> maka penghalang digugurkan oleh tuntutan.

- Kekhawatiran atas keselamatan dirinya sendiri (ibu hamil&menyusui) adalah penghalang, diantara hal yang mewajibkan fidyah.

- sedangkan kekhawatiran atas  keselamatan kedua anaknya (yakni janin & bayi menyusui) adalah tuntutan baginya.

===>> Maka dikalahkan lah sebab pertama sehingga tak ada kewajiban fidyah bagi keduanya bersama kewajiban qodho

��2- الإفطارُ معَ تأخيرِ القضاءِ – معَ إمكانهِ – حتى أَتى رمضانٌ آخَرُ بغيرِ عُذر.

بأن أمكنه القضاءَ في تلك السنةِ بخُلوِّه عن سفرٍ ومرضٍ قَدْرَ ما عليه من القضاء.

2. Batal puasa di satu Ramadhan dengan menunda lagi qodho puasa (padahal ia mungkin segera meng qodhonya) hingga datang bulan Ramadhan yang tahun selanjutnya, tanpa ada udzur

Yakni : ia mungkin qodho di tahun tersebut, karena untuk sekedar waktu qodho puasa saja, ia tidak melakukan perjalanan/safar, ia tidak sakit  atau udzur lainnya

--(Artinya bila ia tidak sakit sepanjang tahun, atau tidak safar sepanjang tahun mestinya ia sudah bisa membayar/qodho puasanya, namun ia tetap saja tidak qodho)--

��فإن أخره لعذر – كسَفرٍ ومرضٍ وإرضاعٍ ونسيانٍ وجهْل – فلا فِديةَ عليه .

-> Maka :
- Apabila  ia menundanya karena ada udzur (seperti safar, sakit, menyusui, lupa, atau tidak tahu) maka ia tak mendapat kewajiban bayar fidyah.

��الفِديةُ : هِيَ : مُدٌّ واحدٌ لكلِّ يومٍ مِن غالبِ قُوتِ البلَد .
��وتتكرَّرُ الفِديةُ بتكرُّرِ السنين .

Fidyah : 1 mud untuk setiap hari yang batal, berisikan makanan pokok yang umum digunakan didaerah tersebut

��وقت إخراج الفدية :
يدخل وقته : بطلوع الفجر كل يوم بيومه .

Waktu mengeluarkan fidyah
Masuk waktunya dengan terbit fajar (subuh) setiap hari dengan harinya

��فلا يجوز تقديمها ويجوز تأخيرها إلى ما بعد رمضان .

Maka
- tidak boleh mendahulukan hari sebelum waktu nya,
- boleh menundanya sampai waktu setelah Ramadhan

��ولا بأس بإخراج جميع فديات الشهر في آخر يوم من رمضان .

Tidak mengapa mengeluarkan seluruh fidyah selama sebulan di akhir hari pada bulan Ramadhan

2⃣ ما يلزَمُ فيهِ القضاءُ دونَ الفِدية : كالمُغمى عليهِ وناسِي النيّةِ والمُتَعدّي بفِطْرِهِ بغيرِ جماعٍ.

⃣ 2. Batal puasa yang mewajibkan qodho saja, tidak ada wajib fidyah
Adalah seperti yang batal puasanya  sebab :
a. pingsan,
b. Lupa niat malam hari,
c. Dan orang yang sengaja membatalkan puasanya (tapi ini selain sebab jima'/bersetubuh)

--------------------------

3⃣ ما يلزَمُ فيهِ الفِديةُ دونَ القضاءِ : كشيخٍ كبير ، والمريضِ الذي لا يُرجى بُرْؤه .

⃣ 3. Batal puasa yang mewajibkan fidyah tak ada wajib qodhonya
Seperti : batal nya seorang yang sudah orang tua renta, dan orang  sakit yang tidak ada kemungkinan sembuh nya lagi

4⃣ ما لا يلزَمُ فيهِ القضاءُ ولا الفِدية :كفِطْرِ المجنونِ غيرِ المُتَعدّي بِجُنونِه .

⃣ 4. Batal puasa yang tidak wajib qodho tidak wajib juga fidyah (tidak wajib apa apa)
Seperti yang batal nya adalah orang gila, dimana ia gila bukan dengan kesengajaan dirinya sendiri

�� حالاتُ وجوبِ القضاءِ معَ الإمساكِ إلى الغروبِ :

Keadaan-keadaan dimana ia wajib qodho beserta imsak (tidak makan&minum) hingga maghrib

أي يبطل فيها الصوم ومع ذلك يجب عليه الإمساك بقية النهار إلى غروب الشمس ولا يكون ذلك إلا في نهار رمضان وذلك لحرمته وهي ست حالات : 
Yakni : puasa nya batal namun ia tetap wajib imsak dari sisa hari itu hingga maghrib.
Kewajiban imsak ini hanya ada di  hari2 Bulan Ramadhan.
Alasan nya : untuk memuliakan bulan Suci Ramadhan.
Adapun keadaan ini ada 6, yakni :

��1- على مُتَعدٍّ بفِطْرِه .

1. Bagi orang sengaja membatalkan puasanya

��2- على تاركِ النيّةِ ليلاً ولو سهواً ، لأن نسيانه يشعر بتقصيره بترك الاهتمام بالعبادة .

2. Bagi orang yang meninggalkan niat di malam hari, walau ia meninggalkan niat itu dalam keadaan lupa.
Alasannya : karena kelupaannya mengindikasikan kelalaian nya dengan meninggalkan perhatian yang sungguh ² pada ibadah wajib ini

-( tambahan : Oleh karena itu usahakan untuk selalu shalat taraweh berjmaah hingga akhir, sebab pada akhir jamaah taraweh selalu ada niat puasa di akhirnya )-

��3- على مَن تسحَّرَ ظانّاً بقاءَ الليلِ فبانَ خِلافُه .

3. Bagi seorang yang makan sahur dimana saat itu ia mengira bahwa belum subuh namun ternyata sudah masuk subuh

��4- على من أفطَرَ ظانّاً الغروبَ فبانَ خِلافُه.

4. Bagi seorang yang berbuka dimana saat itu ia mengira bahwa saat itu sudah magrib namun ternyata belum masuk magrib

وإن اعتمد ظنُّه على اجتهاد فلا يحرُم إقدامُه على الفِطر .

Lalu Jika perkiraan nya tersebut berlandaskan pada ijtihad (usaha mencari tahu) maka tidak haram baginya berbuka

وأما إذا لم يعتمد على اجتهاد فيحرم إقدامُه على الفطر لأن الأصلَ بقاءُ النهار .
Namun jika perkiraannya tersebut tidak berlandaskan pada ijtihad maka haram baginya berbuka, karena hukum asalnya yang nyata adalah itu masing hari puasa (masih waktu puasa).

��5- على مَن بانَ لهُ يومُ ثلاثينَ شعبانَ أنّه مِن رمضان .

5. Bagi seorang yang tidak puasa karena mengira itu masih 30 syaban, lalu di siang nya ia baru mengetahui ternyata itu sudah masuk Ramadhan

��6- على مَن سَبقَهُ ماءٌ غيرُ مشروعٍ (غيرُ مأمورٍ بِه) مِن مضمَضةٍ أو استِنشاقٍ أو غُسل .

6. Bagi seorang yang tertelan air , dimana ia tertelan air tadi karena melakukan perkara yang tidak dianjurkan/diperintah syariat,
Contoh yang diperintah syariat : kumur² dan mencuci hidung saat wudhu, menghilangkan najis darah  yang ada dimulut dan saat mandi
Contoh yang tidak diperintahkan: kumur2 biasa dsb

�� *حالاتُ عدَمِ الفِطْرِ بوُصولِ عيْنٍ إلى الجَوْفِ مِن مَنفَذٍ مفتوح :* سبع :

Keadaan-keadaan dimana tidak batal saat adanya benda yang masuk ke rongga pencernaan dari lubang terbuka, ada 7 :

��1- ما وصَلَ إليهِ بنسيان .

1. Yang masuk / sampai ke rongga pencernaan dengan sebab lupa

��2- ما وصَلَ إليهِ معَ الجهْلِ بفِطرِه وكانَ الجاهُل ممّن يُعذَرُ بجَهْلِه .

2. Yang masuk / sampai ke rongga pencernaan dengan sebab ketidak tahuannya bahwa hal itu dapat membatalkan.

Namun kejahilan/ketidak tahuannya disini adalah harus merupakan kejahilan yang di udzurkan oleh syariat.

# Jahil/tidak tahu yang di maklumi(di berikan udzur oleh syariat adalah :

- ia tinggal jauh dari orang yang mengetahui bab tersebut (ada yang tahu tapi jaraknya jauh sekali mulai 82km /lebih),
=> Orang seperti ini sudah amat jarang, sebab untuk bab puasa & dan bab2 wajib lainnya sudah banyak sekali orang disekitar kita yang mengetahuinya, bahkan bisa jadi tetangga kita ada yang ustadz/kyai.

- ia baru masuk islam, dimana menurut adat ia masih wajar belum sampai mempelajari bab itu,

��3- ما وصَلَ إليهِ معَ الإكراهِ معَ توفُّرِ شروطِ الإكراه.

3. Yang masuk/sampai ke rongga pencernaan dengan pemaksaan pihak lain.
namun ini berlaku jika paksaan tersebut memenuhi syaratnya

ومن شروط الإكراه هنا : أن لا يتناوله لشهوة نفسه بل لداعي الإكراه .

Diantara syaratnya disini adalah :
- ia meng konsumsi nya bukan karena keinginan dirinya sendiri, tapi itu adalah keinginan si pemaksa.
Diantara syaratnya yang lain :
- ia tidak bisa melawan si pemaksa,
- ia tidak bisa melarikan diri dari si pemaksa,
- ia tidak bisa minta tolong orang lain, dan

��4- ما وصَلَ إليهِ بجَريانِ ما يلي :

4. Yang masuk ke rongga pencernaan dengan sebab mengalir nya hal yang akan disebut, yakni ada 4 keadaan :

  1) بجريان ريقٍ خالصٍ طاهرٍ بما بين أسنانه .

2) أو بجريان ريقٍ غير خالص .

3) أو بجريان ريقٍ غير طاهر.

4) أو بجريان ريقٍ ليس من مَعدِنه .
وقد عجز عن مجه (إخراجه من فمه) لعذره في هذه الحالات .

   1.) Yang mengalir dengan mengalirnya air liur yang murni (tidak bercampur benda lain) lagi suci dengan benda2 yang ada di sela-sela giginya
    2.) atau mengalir nya dengan liur yang tak murni
    3.) atau yang mengalir dengan liur yang tidak suci
    4.) atau dengan sebab aliran air liur yang tidak berada di mulutnya

-> dimana di empat keadaan tersebut, saat itu ia tak mampu untuk membuang/meludahkannya dari mulutnya, karena ia kesulitan di 4 keadaan ini.

��5- ما وصَلَ إليهِ وكان غُبارَ طريق .

5. Yang masuk ke rongga pencernaan berupa debu jalanan tanpa ada kesengajaan

��6- ما وصَلَ إليهِ وكان غَربَلةَ دقيقٍ ونحوَها .

6. Yang masuk ke rongga pencernaan berupa benda2 halus yang beterbangan dan yang sepertinya, tanpa ada kesengajaan

��7- ما وصَلَ إليهِ وكانَ ذُباباً طائراً ونحوَه ، وإن تعمد فتحَ فمِه .

7. Yang masuk ke rongga pencernaan apakah itu berupa lalat yang sedang terbang dan yang semisalnya, walau ia sengaja membuka mulutnya :-)

�� *مسائلُ منثورةٌ في الصّوم :*

Beragam masalah/kasus yang terjadi didalam puasa

1⃣ إذا بلغَ الصبي ، أو أقامَ المُسافر ، أو شُفِيَ المريضُ وهم صائمون ، حرُمَ عليهِمُ الفِطْرُ ووجَبَ عليهِمُ الإمساك إلى غروب الشمس.

⃣ 1. Jika Seorang Yang sedang di tengah Puasanya adalah :
- Seorang bocah (yg belum baligh) mencapai usia baligh, atau
- Seorang Musafir sudah tiba ke mukim nya, atau
- Seorang yang sakit sembuh,

Artinya : mereka telah berpindah keadaan dari keadaan tidak wajib puasa menjadi wajib puasa

   => maka diharamkan bagi mereka membatalkan puasa, dan mereka juga wajib imsak hingga maghrib

2⃣ إذا طَهُرَتِ الحائضُ والنُّفَساء ، أو أفاقَ المجنون ، أو أسلمَ الكافرُ في نهارِ رمضان ، اسْتُحِبَّ لهمُ الإمساك إلى غروب الشمس.

ولا قضاءَ على المجنونِ والكافر إذا أسلم.

⃣ 2. Jika di siang/hari Ramadhan ada :
- Seorang wanita haid dan nifas telah suci , atau
- Seorang gila sadar dari gila nya
- Seorang kafir masuk Islam

  => maka di sunnahkan bagi mereka Imsak hingga maghrib

Dan tidak ada kewajiban qodho hari2 sebelumnya bagi yang tadinya orang gila, orang kafir jika ia masuk islam

3⃣ المُرتدُّ يجبُ عليهِ قضاءُ ما فاتَهُ منَ الصِّيامِ أثناءَ رِدَّتِهِ ولو جُنَّ في أثنائِها .

⃣3. Seorang yang murtad wajib qodho puasa yang telah ia lewatkan dimasa masa ia sedang murtad, walaupun di masa puasa si murtad itu ia pernah mengalami gila

4⃣ مِنَ الخطأ الفاحشِ الواقعِ فيهِ كثيرٌ منَ الناسِ : أنّهُم عندَما يسمَعونَ أذانَ الفجرِ يتبادَرون إلى الشُّرْبِ اعتقاداً مِنهُم جوازَ ذلكَ ما دامَ المؤذِّنُ يؤذِّن ، وذلكَ لا يجوز ، ومن يفعله فصومُهُ باطلٌ ، وعليهِ القَضاء وإن كان صومه فرضاً ؛ لأنّ المؤذّنَ لا يشرَعُ في الأَذانِ إلاّ بعدَ طلوعِ الفجْر ، فإذا شربَ أثناءَ الأَذانِ فيكونُ قد شربَ في وقتِ الفجْر وهو وقت إمساك، وكلُّ ذلكَ بسببِ الجهْل ، ولم يقل بذلك أحدٌ من الأئمة المعتبرين .*

وبعضهم يفهم المسألة خطأ ويظن أنه إن أذن المؤذن وبيده كوب الماء أو اللقمة فيجوز له أن يكمل الشرب وأن يأكل ما في يده وهذا خطأ فاحش يسبب له بطلان صومه ﻷن ذلك يتعارض مع نص القرآن.
⃣4. Diantara kesalahan yang fatal yang banyak terjadi dikhalayak masyarakat awam adalah :

Saat mereka mendengar azan subuh mereka bersegera minum, karena mereka mengira hal itu diperbolehkan selama azan masih berkumandang, padahal jelas hal itu tidak diperbolehkan,
Maka barang siapa melakukannya maka puasa nya rusak tidak sah, dan ia wajib qodho jika puasa itu adalah puasa wajib.

Sebab tidak lah seorang muazzin memulai azan kecuali saat sudah terbit cahaya fajar (telah masuk permulaan puasa), maka jika ia minum dikala azan berarti ia telah minum diwaktu subuh yang merupakan waktu imsak sudah mulai puasanya.

Semua ini terjadi dikarenakan ke jahilan / ketidak tahuan, tidak ada satupun dari para imam mujtahid yang mengatakan kebolehan hal tersebut

Sebagian lagi masyarakat awam  memahami masalah dengan salah, mereka mengira bahwa jika muazzin telah mulai azan sedang ditangan nya ada segelas/secangkir air atau sesuap makanan, mereka mengira boleh saat itu menyelesaikan minum nya , dan makan apa yang ada ditangannya,
Sungguh ini adalah kesalahan yang fatal, menyebabkan puasanya batal, karena jelas itu bertentangan dengan nash Al -Quran

5⃣ إذا ماتَ الشخصُ وعليهِ قضاءُ صوْمٍ مِن رمضانَ أو كفّارة ، وقد تمكَّنَ منهُ ولم يَقْضِه؛ فيجوزُ أن يصومَ عنهُ وَليُّه والمراد بالولي : قريبُه وإن لم يكن وارثاً .
⃣5. Jika seorang meninggal sedangkan ia masih memiliki kewajiban qodho puasa Ramadhan atau puasa kaffaroh, padahal dimasa hidupnya ia memiliki kesempatan untuk meng qodho namun tak meng qodho
Maka diperbolehkan bagi walinya meng qodho kan puasanya.
Adapun yang dimaksud wali disini : kerabatnya walaupun bukan ahli waris nya

��فإن لم يتمكّن من القضاء بأنْ ماتَ عقِبَ مُوجِب القضاء مباشرة ، أو استمرّ بهِ العُذر حتى الموت ، أو سافر أو مرضَ من أول يوم من شوّالٍ إلى أن مات ، فلا فِدية عليهِ ولا قضاء ، لعدم تمكنه منه ، وهذا كله إذا لم يكن متعدِّياً بفطره ، وإلا وجبت الفدية أو القضاء عنه مطلقاً .

Namun jika dimasa hidupnya ia memang tidak memiliki kesempatan meng qodho, contoh :
- sekiranya ia meninggal langsung setelah ada kewajiban qodho, atau
- ia terus mendapat uzur hingga waktu ia meninggal, atau
- ia terus safar atau sakit (melakukan perjalanan) dari tanggal 2 syawal hingga ia meninggal

Maka ia tidak wajib qodho ataupun fidyah, karena memang ia belum ada kesempatan untuknya.
Ini semua jika batal puasanya bukan karena disengaja.
Kalau tidak maka mutlak mereka tetap wajib antara qodho atau fidyah tergantung keadaan batalnya.

6⃣ يجوزُ في صَوْمِ النفْلِ أن يُفطِرَ ولو بدونِ عُذر ، ولكن معَ الكراهة ، ويُندَب له قضاؤه .

��ولا يجوزُ الإفطارُ في صوْمِ الفَرْض (رمضانَ أو قضاءٍ أو نَذْرٍ أو غير ذلك) .

⃣6. Boleh membatalkan puasa sunnah walau tidak ada udzur, akan tetapi hukumnya makruh.
Dan disunnahkan baginya meng qodhonya.

Sedangkan membatalkan puasa wajib maka tidak diperbolehkan (haram) tanpa ada uzur yang dibenarkan syariat (baik itu puasa Ramadhan, puasa qodho wajib, puasa nazar, dsb)

7⃣ يحرُمُ الوِصَال ، وهُو : أن يصومَ يومَيْنِ مُتتالِيَيْنِ بدونِ أن يَتعاطى بينَهما مفطِّراً.

��ولا تنتفي الحرمة إلا بتعاطي ما من شأنه أن يقوي كسمسمة فلا يكفي نحو جماع .
⃣7. Diharapkan puasa wishol
Yaitu : puasa 2 hari berturut turut tanpa diselangi waktu buka puasa antara kedua hari tersebut.

Tidak menjadi hilang ke haraman nya kecuali dengan melakukan perkara yang dapat menguatkan badan, walau sekedar seperti simsim (wijen), maka tak cukup hanya dengan sekedar jima' / bersetubuh, walau dengan itu dapat batal, namun hal itu tidak menguatkan badan

8⃣ يجبُ قضاءُ صومِ الفَرْضِ على الفوْرِ إن أفطَرَ بغيرِ عُذرٍ ، ويجبُ على التَّراخي إن أفطَرَ بعُذرٍ كسفَرٍ أو مرَضٍ أو نِسْيانِ نيَّة .
⃣8. Wajib qodho fawriy bagi yang batal puasa wajib jika ia natalnya tanpa ada uzur.
Qodho fawriy : kewajiban meng qodho puasa dengan segera, tidak boleh menundanya

Dan bagi yang batal puasa wajib nya karena ada uzur seperti safar (melakukan perjalanan) atau sakit atau lupa niat malam hari, maka baginya wajib qodho tarokhi (kewajiban qodho yang boleh ditunda)

9⃣ إذا رأى صائماً يأكُلُ ، فإنْ كانَ ظاهرُ حالِهِ التقوى فيُسَنُّ تنبيهُه ، وإن كانَ ظاهرُ حالِهِ التهاونَ بأوامرِ اللهِ فيجبُ تَنبيهُه .

⃣9. Jika ada seorang melihat orang sedang puasa makan disiang hari, maka, apakah ia harus mengingatkannya? Lihat dulu keadaan orang tersebut :
- Jika zhahir keadaannya orang tersebut adalah orang yang bertakwa maka sunnah mengingatkannya.
- Jika zhahir keadaannya orang tersebut sering melalaikan perintah Allah, maka wajib mengingatkannya.

(مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيرَاً يُفَقِّهْهُ في الدِّينِ)

Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan suatu kebaikan maka ia akan diberikan pemahaman Agama yang baik

انتهت بحمد الله الدروس الفقهية السبعة المتعلقة بأحكام الصيام ورمضان.
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah dan teruntukkan kepada Allah,
Dengan segal puji pada Allah telah selesai kajian pelajaran fikih ke tujuh yang berkaitan dengan hukum hukum puasa dan Ramadhan.
Dengan berakhir nya bagian ke tujuh ini maka selesailah kajian puasa ini, semoga bisa bermanfaat bagi semua pembaca, mohon doa, kritik dan saran nya bila mana masih banyak kesalahan disana sini

�� المصدر : من كتاب التقريرات السديدة في المسائل المفيدة.

Sumber referensi dari kitab Taqrirotussadidah fil masaa-il Almufidah

�� انشر تؤجر فضيلة نشر العلم الشرعي ��

Share, sebarkan lah kajian-kajian ini niscaya Anda akan mendapatkan keutamaan & keuntungan menyebarkan ilmu syariat