Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Senin, 27 Juni 2016

Talkhis bab puasa dan Ramadhan 7 (terakhir)

Talkhis bab puasa bagian 7

��  تلخيص أحكام الصّيام ورمضان ��
������ في سبعة دروس������

Ringkasan hukum hukum puasa dan Ramadhan

الدرس الفقهي السابع والأخير في أحكام الصوم

Pelajaran fiqih ketujuh dan menjadi pelajaran yang terakhir dalam kajian hukum puasa

�� أقسامُ الإفطارِ باعتبارِ ما يلزَمُ بسببِه : أربعةٌ :

Pembagian batal puasa dari segi memandang apa yang harus dilakukan dengan sebabnya, ada 4 sebab batal :

1⃣ ما يلزَمُ فيهِ القضاءُ والفِدْية : اثنان :

⃣ 1. Batal puasa yang mengharuskan dalam nya :
          - qodho (bayar) puasa
          - fidyah
      Ini ada dua, yaitu :

1- الإفطارُ لِخوفٍ على غيرِه ، كفِطْرِ الحاملِ لِخوْفِها على جنينِها والمُرضِعِ لخوفِها على رضيعِها.

1. Batal puasa karena khawatir keselamatan yang lain, seperti
   - batal nya ibu hamil karena ia takut keselamatan janinnya, dan
   - batal nya ibu menyusui karena khawatir keselamatan bayinya yang sedang menyusui

��لأن القاعدة تقول : كل فطر ارتفق فيه شخصان فيجب فيه القضاء والفدية .

Alasannya :
karena ada kaidah mengatakan : Setiap pembatalan yang menolong dan bermanfaat untuk dua orang maka wajib dengan sebabnya qodho dan fidyah

��أما إذا أفطرتا خوفاً على أنفسهما وعلى طفلهما فليس عليهما إلا القضاء فقط.

-> Adapun apabila keduanya (ibu hamil&menyusui) buka karena khawatir atas ke selamat dirinya saja, atau atas keselamatan anaknya saja, maka ia hanya wajib qodho saja

��لأن القاعدة تقول : إذا اجتمع مانع ومقتضٍ غُلِّب المانع على المقتضي ، فالخوف على أنفسهما مانع من وجوب الفدية ، والخوف على طفلهما مقتضٍ له ؛ فغُلِّب الأول فلا فدية عليهما مع وجوب القضاء .

Karena kaidah mengatakan : jika berkumpul antara permintaan/tuntutan dengan penghalang,

-> maka penghalang digugurkan oleh tuntutan.

- Kekhawatiran atas keselamatan dirinya sendiri (ibu hamil&menyusui) adalah penghalang, diantara hal yang mewajibkan fidyah.

- sedangkan kekhawatiran atas  keselamatan kedua anaknya (yakni janin & bayi menyusui) adalah tuntutan baginya.

===>> Maka dikalahkan lah sebab pertama sehingga tak ada kewajiban fidyah bagi keduanya bersama kewajiban qodho

��2- الإفطارُ معَ تأخيرِ القضاءِ – معَ إمكانهِ – حتى أَتى رمضانٌ آخَرُ بغيرِ عُذر.

بأن أمكنه القضاءَ في تلك السنةِ بخُلوِّه عن سفرٍ ومرضٍ قَدْرَ ما عليه من القضاء.

2. Batal puasa di satu Ramadhan dengan menunda lagi qodho puasa (padahal ia mungkin segera meng qodhonya) hingga datang bulan Ramadhan yang tahun selanjutnya, tanpa ada udzur

Yakni : ia mungkin qodho di tahun tersebut, karena untuk sekedar waktu qodho puasa saja, ia tidak melakukan perjalanan/safar, ia tidak sakit  atau udzur lainnya

--(Artinya bila ia tidak sakit sepanjang tahun, atau tidak safar sepanjang tahun mestinya ia sudah bisa membayar/qodho puasanya, namun ia tetap saja tidak qodho)--

��فإن أخره لعذر – كسَفرٍ ومرضٍ وإرضاعٍ ونسيانٍ وجهْل – فلا فِديةَ عليه .

-> Maka :
- Apabila  ia menundanya karena ada udzur (seperti safar, sakit, menyusui, lupa, atau tidak tahu) maka ia tak mendapat kewajiban bayar fidyah.

��الفِديةُ : هِيَ : مُدٌّ واحدٌ لكلِّ يومٍ مِن غالبِ قُوتِ البلَد .
��وتتكرَّرُ الفِديةُ بتكرُّرِ السنين .

Fidyah : 1 mud untuk setiap hari yang batal, berisikan makanan pokok yang umum digunakan didaerah tersebut

��وقت إخراج الفدية :
يدخل وقته : بطلوع الفجر كل يوم بيومه .

Waktu mengeluarkan fidyah
Masuk waktunya dengan terbit fajar (subuh) setiap hari dengan harinya

��فلا يجوز تقديمها ويجوز تأخيرها إلى ما بعد رمضان .

Maka
- tidak boleh mendahulukan hari sebelum waktu nya,
- boleh menundanya sampai waktu setelah Ramadhan

��ولا بأس بإخراج جميع فديات الشهر في آخر يوم من رمضان .

Tidak mengapa mengeluarkan seluruh fidyah selama sebulan di akhir hari pada bulan Ramadhan

2⃣ ما يلزَمُ فيهِ القضاءُ دونَ الفِدية : كالمُغمى عليهِ وناسِي النيّةِ والمُتَعدّي بفِطْرِهِ بغيرِ جماعٍ.

⃣ 2. Batal puasa yang mewajibkan qodho saja, tidak ada wajib fidyah
Adalah seperti yang batal puasanya  sebab :
a. pingsan,
b. Lupa niat malam hari,
c. Dan orang yang sengaja membatalkan puasanya (tapi ini selain sebab jima'/bersetubuh)

--------------------------

3⃣ ما يلزَمُ فيهِ الفِديةُ دونَ القضاءِ : كشيخٍ كبير ، والمريضِ الذي لا يُرجى بُرْؤه .

⃣ 3. Batal puasa yang mewajibkan fidyah tak ada wajib qodhonya
Seperti : batal nya seorang yang sudah orang tua renta, dan orang  sakit yang tidak ada kemungkinan sembuh nya lagi

4⃣ ما لا يلزَمُ فيهِ القضاءُ ولا الفِدية :كفِطْرِ المجنونِ غيرِ المُتَعدّي بِجُنونِه .

⃣ 4. Batal puasa yang tidak wajib qodho tidak wajib juga fidyah (tidak wajib apa apa)
Seperti yang batal nya adalah orang gila, dimana ia gila bukan dengan kesengajaan dirinya sendiri

�� حالاتُ وجوبِ القضاءِ معَ الإمساكِ إلى الغروبِ :

Keadaan-keadaan dimana ia wajib qodho beserta imsak (tidak makan&minum) hingga maghrib

أي يبطل فيها الصوم ومع ذلك يجب عليه الإمساك بقية النهار إلى غروب الشمس ولا يكون ذلك إلا في نهار رمضان وذلك لحرمته وهي ست حالات : 
Yakni : puasa nya batal namun ia tetap wajib imsak dari sisa hari itu hingga maghrib.
Kewajiban imsak ini hanya ada di  hari2 Bulan Ramadhan.
Alasan nya : untuk memuliakan bulan Suci Ramadhan.
Adapun keadaan ini ada 6, yakni :

��1- على مُتَعدٍّ بفِطْرِه .

1. Bagi orang sengaja membatalkan puasanya

��2- على تاركِ النيّةِ ليلاً ولو سهواً ، لأن نسيانه يشعر بتقصيره بترك الاهتمام بالعبادة .

2. Bagi orang yang meninggalkan niat di malam hari, walau ia meninggalkan niat itu dalam keadaan lupa.
Alasannya : karena kelupaannya mengindikasikan kelalaian nya dengan meninggalkan perhatian yang sungguh ² pada ibadah wajib ini

-( tambahan : Oleh karena itu usahakan untuk selalu shalat taraweh berjmaah hingga akhir, sebab pada akhir jamaah taraweh selalu ada niat puasa di akhirnya )-

��3- على مَن تسحَّرَ ظانّاً بقاءَ الليلِ فبانَ خِلافُه .

3. Bagi seorang yang makan sahur dimana saat itu ia mengira bahwa belum subuh namun ternyata sudah masuk subuh

��4- على من أفطَرَ ظانّاً الغروبَ فبانَ خِلافُه.

4. Bagi seorang yang berbuka dimana saat itu ia mengira bahwa saat itu sudah magrib namun ternyata belum masuk magrib

وإن اعتمد ظنُّه على اجتهاد فلا يحرُم إقدامُه على الفِطر .

Lalu Jika perkiraan nya tersebut berlandaskan pada ijtihad (usaha mencari tahu) maka tidak haram baginya berbuka

وأما إذا لم يعتمد على اجتهاد فيحرم إقدامُه على الفطر لأن الأصلَ بقاءُ النهار .
Namun jika perkiraannya tersebut tidak berlandaskan pada ijtihad maka haram baginya berbuka, karena hukum asalnya yang nyata adalah itu masing hari puasa (masih waktu puasa).

��5- على مَن بانَ لهُ يومُ ثلاثينَ شعبانَ أنّه مِن رمضان .

5. Bagi seorang yang tidak puasa karena mengira itu masih 30 syaban, lalu di siang nya ia baru mengetahui ternyata itu sudah masuk Ramadhan

��6- على مَن سَبقَهُ ماءٌ غيرُ مشروعٍ (غيرُ مأمورٍ بِه) مِن مضمَضةٍ أو استِنشاقٍ أو غُسل .

6. Bagi seorang yang tertelan air , dimana ia tertelan air tadi karena melakukan perkara yang tidak dianjurkan/diperintah syariat,
Contoh yang diperintah syariat : kumur² dan mencuci hidung saat wudhu, menghilangkan najis darah  yang ada dimulut dan saat mandi
Contoh yang tidak diperintahkan: kumur2 biasa dsb

�� *حالاتُ عدَمِ الفِطْرِ بوُصولِ عيْنٍ إلى الجَوْفِ مِن مَنفَذٍ مفتوح :* سبع :

Keadaan-keadaan dimana tidak batal saat adanya benda yang masuk ke rongga pencernaan dari lubang terbuka, ada 7 :

��1- ما وصَلَ إليهِ بنسيان .

1. Yang masuk / sampai ke rongga pencernaan dengan sebab lupa

��2- ما وصَلَ إليهِ معَ الجهْلِ بفِطرِه وكانَ الجاهُل ممّن يُعذَرُ بجَهْلِه .

2. Yang masuk / sampai ke rongga pencernaan dengan sebab ketidak tahuannya bahwa hal itu dapat membatalkan.

Namun kejahilan/ketidak tahuannya disini adalah harus merupakan kejahilan yang di udzurkan oleh syariat.

# Jahil/tidak tahu yang di maklumi(di berikan udzur oleh syariat adalah :

- ia tinggal jauh dari orang yang mengetahui bab tersebut (ada yang tahu tapi jaraknya jauh sekali mulai 82km /lebih),
=> Orang seperti ini sudah amat jarang, sebab untuk bab puasa & dan bab2 wajib lainnya sudah banyak sekali orang disekitar kita yang mengetahuinya, bahkan bisa jadi tetangga kita ada yang ustadz/kyai.

- ia baru masuk islam, dimana menurut adat ia masih wajar belum sampai mempelajari bab itu,

��3- ما وصَلَ إليهِ معَ الإكراهِ معَ توفُّرِ شروطِ الإكراه.

3. Yang masuk/sampai ke rongga pencernaan dengan pemaksaan pihak lain.
namun ini berlaku jika paksaan tersebut memenuhi syaratnya

ومن شروط الإكراه هنا : أن لا يتناوله لشهوة نفسه بل لداعي الإكراه .

Diantara syaratnya disini adalah :
- ia meng konsumsi nya bukan karena keinginan dirinya sendiri, tapi itu adalah keinginan si pemaksa.
Diantara syaratnya yang lain :
- ia tidak bisa melawan si pemaksa,
- ia tidak bisa melarikan diri dari si pemaksa,
- ia tidak bisa minta tolong orang lain, dan

��4- ما وصَلَ إليهِ بجَريانِ ما يلي :

4. Yang masuk ke rongga pencernaan dengan sebab mengalir nya hal yang akan disebut, yakni ada 4 keadaan :

  1) بجريان ريقٍ خالصٍ طاهرٍ بما بين أسنانه .

2) أو بجريان ريقٍ غير خالص .

3) أو بجريان ريقٍ غير طاهر.

4) أو بجريان ريقٍ ليس من مَعدِنه .
وقد عجز عن مجه (إخراجه من فمه) لعذره في هذه الحالات .

   1.) Yang mengalir dengan mengalirnya air liur yang murni (tidak bercampur benda lain) lagi suci dengan benda2 yang ada di sela-sela giginya
    2.) atau mengalir nya dengan liur yang tak murni
    3.) atau yang mengalir dengan liur yang tidak suci
    4.) atau dengan sebab aliran air liur yang tidak berada di mulutnya

-> dimana di empat keadaan tersebut, saat itu ia tak mampu untuk membuang/meludahkannya dari mulutnya, karena ia kesulitan di 4 keadaan ini.

��5- ما وصَلَ إليهِ وكان غُبارَ طريق .

5. Yang masuk ke rongga pencernaan berupa debu jalanan tanpa ada kesengajaan

��6- ما وصَلَ إليهِ وكان غَربَلةَ دقيقٍ ونحوَها .

6. Yang masuk ke rongga pencernaan berupa benda2 halus yang beterbangan dan yang sepertinya, tanpa ada kesengajaan

��7- ما وصَلَ إليهِ وكانَ ذُباباً طائراً ونحوَه ، وإن تعمد فتحَ فمِه .

7. Yang masuk ke rongga pencernaan apakah itu berupa lalat yang sedang terbang dan yang semisalnya, walau ia sengaja membuka mulutnya :-)

�� *مسائلُ منثورةٌ في الصّوم :*

Beragam masalah/kasus yang terjadi didalam puasa

1⃣ إذا بلغَ الصبي ، أو أقامَ المُسافر ، أو شُفِيَ المريضُ وهم صائمون ، حرُمَ عليهِمُ الفِطْرُ ووجَبَ عليهِمُ الإمساك إلى غروب الشمس.

⃣ 1. Jika Seorang Yang sedang di tengah Puasanya adalah :
- Seorang bocah (yg belum baligh) mencapai usia baligh, atau
- Seorang Musafir sudah tiba ke mukim nya, atau
- Seorang yang sakit sembuh,

Artinya : mereka telah berpindah keadaan dari keadaan tidak wajib puasa menjadi wajib puasa

   => maka diharamkan bagi mereka membatalkan puasa, dan mereka juga wajib imsak hingga maghrib

2⃣ إذا طَهُرَتِ الحائضُ والنُّفَساء ، أو أفاقَ المجنون ، أو أسلمَ الكافرُ في نهارِ رمضان ، اسْتُحِبَّ لهمُ الإمساك إلى غروب الشمس.

ولا قضاءَ على المجنونِ والكافر إذا أسلم.

⃣ 2. Jika di siang/hari Ramadhan ada :
- Seorang wanita haid dan nifas telah suci , atau
- Seorang gila sadar dari gila nya
- Seorang kafir masuk Islam

  => maka di sunnahkan bagi mereka Imsak hingga maghrib

Dan tidak ada kewajiban qodho hari2 sebelumnya bagi yang tadinya orang gila, orang kafir jika ia masuk islam

3⃣ المُرتدُّ يجبُ عليهِ قضاءُ ما فاتَهُ منَ الصِّيامِ أثناءَ رِدَّتِهِ ولو جُنَّ في أثنائِها .

⃣3. Seorang yang murtad wajib qodho puasa yang telah ia lewatkan dimasa masa ia sedang murtad, walaupun di masa puasa si murtad itu ia pernah mengalami gila

4⃣ مِنَ الخطأ الفاحشِ الواقعِ فيهِ كثيرٌ منَ الناسِ : أنّهُم عندَما يسمَعونَ أذانَ الفجرِ يتبادَرون إلى الشُّرْبِ اعتقاداً مِنهُم جوازَ ذلكَ ما دامَ المؤذِّنُ يؤذِّن ، وذلكَ لا يجوز ، ومن يفعله فصومُهُ باطلٌ ، وعليهِ القَضاء وإن كان صومه فرضاً ؛ لأنّ المؤذّنَ لا يشرَعُ في الأَذانِ إلاّ بعدَ طلوعِ الفجْر ، فإذا شربَ أثناءَ الأَذانِ فيكونُ قد شربَ في وقتِ الفجْر وهو وقت إمساك، وكلُّ ذلكَ بسببِ الجهْل ، ولم يقل بذلك أحدٌ من الأئمة المعتبرين .*

وبعضهم يفهم المسألة خطأ ويظن أنه إن أذن المؤذن وبيده كوب الماء أو اللقمة فيجوز له أن يكمل الشرب وأن يأكل ما في يده وهذا خطأ فاحش يسبب له بطلان صومه ﻷن ذلك يتعارض مع نص القرآن.
⃣4. Diantara kesalahan yang fatal yang banyak terjadi dikhalayak masyarakat awam adalah :

Saat mereka mendengar azan subuh mereka bersegera minum, karena mereka mengira hal itu diperbolehkan selama azan masih berkumandang, padahal jelas hal itu tidak diperbolehkan,
Maka barang siapa melakukannya maka puasa nya rusak tidak sah, dan ia wajib qodho jika puasa itu adalah puasa wajib.

Sebab tidak lah seorang muazzin memulai azan kecuali saat sudah terbit cahaya fajar (telah masuk permulaan puasa), maka jika ia minum dikala azan berarti ia telah minum diwaktu subuh yang merupakan waktu imsak sudah mulai puasanya.

Semua ini terjadi dikarenakan ke jahilan / ketidak tahuan, tidak ada satupun dari para imam mujtahid yang mengatakan kebolehan hal tersebut

Sebagian lagi masyarakat awam  memahami masalah dengan salah, mereka mengira bahwa jika muazzin telah mulai azan sedang ditangan nya ada segelas/secangkir air atau sesuap makanan, mereka mengira boleh saat itu menyelesaikan minum nya , dan makan apa yang ada ditangannya,
Sungguh ini adalah kesalahan yang fatal, menyebabkan puasanya batal, karena jelas itu bertentangan dengan nash Al -Quran

5⃣ إذا ماتَ الشخصُ وعليهِ قضاءُ صوْمٍ مِن رمضانَ أو كفّارة ، وقد تمكَّنَ منهُ ولم يَقْضِه؛ فيجوزُ أن يصومَ عنهُ وَليُّه والمراد بالولي : قريبُه وإن لم يكن وارثاً .
⃣5. Jika seorang meninggal sedangkan ia masih memiliki kewajiban qodho puasa Ramadhan atau puasa kaffaroh, padahal dimasa hidupnya ia memiliki kesempatan untuk meng qodho namun tak meng qodho
Maka diperbolehkan bagi walinya meng qodho kan puasanya.
Adapun yang dimaksud wali disini : kerabatnya walaupun bukan ahli waris nya

��فإن لم يتمكّن من القضاء بأنْ ماتَ عقِبَ مُوجِب القضاء مباشرة ، أو استمرّ بهِ العُذر حتى الموت ، أو سافر أو مرضَ من أول يوم من شوّالٍ إلى أن مات ، فلا فِدية عليهِ ولا قضاء ، لعدم تمكنه منه ، وهذا كله إذا لم يكن متعدِّياً بفطره ، وإلا وجبت الفدية أو القضاء عنه مطلقاً .

Namun jika dimasa hidupnya ia memang tidak memiliki kesempatan meng qodho, contoh :
- sekiranya ia meninggal langsung setelah ada kewajiban qodho, atau
- ia terus mendapat uzur hingga waktu ia meninggal, atau
- ia terus safar atau sakit (melakukan perjalanan) dari tanggal 2 syawal hingga ia meninggal

Maka ia tidak wajib qodho ataupun fidyah, karena memang ia belum ada kesempatan untuknya.
Ini semua jika batal puasanya bukan karena disengaja.
Kalau tidak maka mutlak mereka tetap wajib antara qodho atau fidyah tergantung keadaan batalnya.

6⃣ يجوزُ في صَوْمِ النفْلِ أن يُفطِرَ ولو بدونِ عُذر ، ولكن معَ الكراهة ، ويُندَب له قضاؤه .

��ولا يجوزُ الإفطارُ في صوْمِ الفَرْض (رمضانَ أو قضاءٍ أو نَذْرٍ أو غير ذلك) .

⃣6. Boleh membatalkan puasa sunnah walau tidak ada udzur, akan tetapi hukumnya makruh.
Dan disunnahkan baginya meng qodhonya.

Sedangkan membatalkan puasa wajib maka tidak diperbolehkan (haram) tanpa ada uzur yang dibenarkan syariat (baik itu puasa Ramadhan, puasa qodho wajib, puasa nazar, dsb)

7⃣ يحرُمُ الوِصَال ، وهُو : أن يصومَ يومَيْنِ مُتتالِيَيْنِ بدونِ أن يَتعاطى بينَهما مفطِّراً.

��ولا تنتفي الحرمة إلا بتعاطي ما من شأنه أن يقوي كسمسمة فلا يكفي نحو جماع .
⃣7. Diharapkan puasa wishol
Yaitu : puasa 2 hari berturut turut tanpa diselangi waktu buka puasa antara kedua hari tersebut.

Tidak menjadi hilang ke haraman nya kecuali dengan melakukan perkara yang dapat menguatkan badan, walau sekedar seperti simsim (wijen), maka tak cukup hanya dengan sekedar jima' / bersetubuh, walau dengan itu dapat batal, namun hal itu tidak menguatkan badan

8⃣ يجبُ قضاءُ صومِ الفَرْضِ على الفوْرِ إن أفطَرَ بغيرِ عُذرٍ ، ويجبُ على التَّراخي إن أفطَرَ بعُذرٍ كسفَرٍ أو مرَضٍ أو نِسْيانِ نيَّة .
⃣8. Wajib qodho fawriy bagi yang batal puasa wajib jika ia natalnya tanpa ada uzur.
Qodho fawriy : kewajiban meng qodho puasa dengan segera, tidak boleh menundanya

Dan bagi yang batal puasa wajib nya karena ada uzur seperti safar (melakukan perjalanan) atau sakit atau lupa niat malam hari, maka baginya wajib qodho tarokhi (kewajiban qodho yang boleh ditunda)

9⃣ إذا رأى صائماً يأكُلُ ، فإنْ كانَ ظاهرُ حالِهِ التقوى فيُسَنُّ تنبيهُه ، وإن كانَ ظاهرُ حالِهِ التهاونَ بأوامرِ اللهِ فيجبُ تَنبيهُه .

⃣9. Jika ada seorang melihat orang sedang puasa makan disiang hari, maka, apakah ia harus mengingatkannya? Lihat dulu keadaan orang tersebut :
- Jika zhahir keadaannya orang tersebut adalah orang yang bertakwa maka sunnah mengingatkannya.
- Jika zhahir keadaannya orang tersebut sering melalaikan perintah Allah, maka wajib mengingatkannya.

(مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيرَاً يُفَقِّهْهُ في الدِّينِ)

Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan suatu kebaikan maka ia akan diberikan pemahaman Agama yang baik

انتهت بحمد الله الدروس الفقهية السبعة المتعلقة بأحكام الصيام ورمضان.
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah dan teruntukkan kepada Allah,
Dengan segal puji pada Allah telah selesai kajian pelajaran fikih ke tujuh yang berkaitan dengan hukum hukum puasa dan Ramadhan.
Dengan berakhir nya bagian ke tujuh ini maka selesailah kajian puasa ini, semoga bisa bermanfaat bagi semua pembaca, mohon doa, kritik dan saran nya bila mana masih banyak kesalahan disana sini

�� المصدر : من كتاب التقريرات السديدة في المسائل المفيدة.

Sumber referensi dari kitab Taqrirotussadidah fil masaa-il Almufidah

�� انشر تؤجر فضيلة نشر العلم الشرعي ��

Share, sebarkan lah kajian-kajian ini niscaya Anda akan mendapatkan keutamaan & keuntungan menyebarkan ilmu syariat

Jumat, 24 Juni 2016

Qashidah Alhabib Ali bin Muhammad Alhabsy tentang Nasehat

ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺴﻠﻚ ﺍﻟﻤﺤﻤﻮﺩ ﺃﺭﺷﺪ ﺍﻭﻻ ﺩﻱ #

            ﻭﻣﻦ ﻳﻘﺒﻞ ﺍﻻ ﺭﺷﺎﺩ ﻣﻦ ﺍﻫﻞ ﺫﺍ ﺍﻟﻮﺍﺩﻱ

ﻭﺃﺣﺪﻭ ﻫﻤﻮ ﺣﺪﻭﺍ ﻳﺤﺮﻙ ﻋﺰﻣﻬﻢ #

                 ﻭﺣﺴﺒﻬﻤﻮ ﺃﻧﻲ ﻟﻬﻢ ﻟﻢ ﺃﺯﻝ ﺣﺎﺩﻱ

Ke arah jalan terpuji kutuntun putra-putriku
Dan siapa pun di daerah ini
Yang (bersedia) menerima petunjukku
Akan bimbing mereka dengan bimbingan
Yang membangkitkan kemauan
Dan cukuplah bagi mereka aku
Selalu menjadi pengajak kebaikan

ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﻖ ﺃﺩﻋﻮ ﻫﻢ ﻭﺃﺭﺟﻮ ﻗﺒﻮ ﻟﻬﻢ #

                       ﻣﻘﺎﻟﻲ ﻭ ﺗﻌﻠﻴﻤﻲ ﻭﺇﺭﺷﺎﺩﻱ

ﻧﺼﻴﺤﺔ ﺫﻱ ﻭﺩ ﺷﻔﻴﻖ ﻋﻠﻴﻬﻤﻮ #

                ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﻖ ﺗﻬﺪ ﻳﻬﻢ ﻭﺭﺑﻲ ﻟﻨﺎ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ

Ke jalan kebenaran aku ajak mereka dengan harapan
Agar perkataan,pelajaran,nasihat dan
Petunjukku diterima dan diamalkan
Nasihat dari seseorang yang kepada mereka
Sangan KASIH dan SAYANG
Nasihat yang menuntun mereka
Ke jalan kebenaran dan bagi kita
Allah-lah penunjuk jalan kebenaran

ﺍﻻ ﻓﺎﺳﻤﻌﻮﻫﺎ ﻭﺍﻗﺒﻠﻮﻫﺎ ﻭﻗﺎﺑﻠﻮﺍ #
             
              ﺃﻭﺍﻣﺮﻫﺎ ﻣﻨﻜﻢ ﺑﻤﺎ ﻳﺤﺰﻥ ﺍﻟﻌﺎﺩﻱ

ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺑﺘﻘﻮﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻨﻬﺎ ﺗﺰﻭﺩﻭﺍ. #

              ﺑﺰﺍﺩ ﻓﺘﻘﻮﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺃﺷﺮﻑ ﺍﻟﺰﺍﺩ

Maka terimalah,sambutlah dan dengarkanlah
Kandungan nasihat yang menyedihkan hati lawan
Bertakwalah kepada Allah dan jadikanlah sebagai bekal
Karena takwa kepada Allah adalah sebaik-baik bekal
ﻭ ﻓﻲ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺍﻟﺸﺮﻳﻒ ﺗﻮﺟﻬﻮ #

                       ﺑﺠﺪ ﻭﺗﺸﻤﻴﺮ ﻭﺗﺮﻙ ﻟﻤﻌﺘﺎﺩ

ﻓﻔﻲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻧﻮﺭ ﻟﻠﻔﺆﺍﺩ ﻭ ﺑﻬﺠﺔ. #

                      ﻭ ﻣﻴﺮﺍﺩﻩ ﻟﻠﻌﺒﺪ ﺃﺣﺴﻦ ﻣﻴﺮﺍﺩ

Dalam menuntut ilmu yang mulia
curahkan perhatianmu
Dengan giat, penuh kesungguhan
dan dengan meninggalkan kebiasaan (buruk)-mu
Di dalam ilmu tersimpan cahaya
dan keindahan yang menghias hati
Dan menuntut ilmu adalah sebaik-baik perbuatan abdi
ﺑﻪ ﻳﻌﺮﻑ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﺣﻖ ﺇﻟﻬﻪ  #

            ﻓﻴﻬﺪﻯ ﺑﻪ ﺍﻟﻐﺎﻭﻱ ﻭ ﻳﺮﻭﻯ ﺑﻪ ﺍﻟﺼﺎﺩﻱ

ﻭﺇﻥ ﺷﺌﺘﻤﻮﺍ ﺃﻥ ﺗﺤﻔﻈﻮﺍ ﻣﺎ ﻋﻠﻤﺘﻤﻮﺍ  #

               ﻓﺬﻟﻚ ﻓﻲ ﺗﻜﺮﻳﺮ ﺩﺭﺱ ﻭﺗﺮﺩﺍﺩ

Dengan ilmu manusia mengetahui hak-hak tuhannya
Dengannya yang sesat mendapat petunjuk
dan yang (haus) ilmu dipuaskan dahaganya
Jika hendak menghafal apa yang telah kalian pelajari
Maka lakukanlah dengan rutin dan berulang kali

ﻭﺇﻳﺎﻛﻤﻮ ﻣﻦ ﺻﺤﺒﺔ ﺍﻟﻀﺪ ﺇﻧﻨﻲ. #

                ﺭﺃﻳﺖ ﻓﺴﺎﺩ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﺻﺤﺒﺔ ﺃﺿﺪﺍﺩ

ﻓﻔﻲ ﺻﺤﺒﺔ ﺍﻷﺿﺪﺍﺩ ﻛﻞ ﺭﺫﻳﻠﺔ. #

                 ﺗﺆﺩﻱ ﺇﻟﻰ ﺿﺮ ﻭﺑﻐﻲ ﻭﺇﻓﺴﺎﺩ

Janganalah bersahabat dengan
mereka yang bertentangan faham
Aku telah saksikan hancurnya seseorang
akibat bergaul dengan yang berbeda faham
Persahabatan dengan orang yang jahat
serba diliputi dengan keburukan
menimbulkan akibat yang membahayakan,
kedholiman dan kerusakan.

ﻓﻔﻲ ﺻﺤﺒﺔ ﺍﻷﺧﻴﺎﺭ ﻛﻞ ﻏﻨﻴﻤﺔ. #

              ﻭﺭﺑﺢ ﻭﻓﻮﺯ ﻟﻴﺲ ﻳﺤﺼﻴﻪ ﺗﻌﺪﺍﺩﻱ

ﻓﺪﻭﻧﻜﻤﻮ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﺭﻏﺒﻮﺍ ﻭﻟﻬﺎ ﺍﻃﻠﺒﻮﺍ. #

              ﻓﻔﻴﻬﺎ ﻟﻤﻦ ﻳﺒﻐﻲ ﺍﻟﻬﺪﻯ ﺧﻴﺮ ﻣﺮﺗﺎﺩ

Persahabatan dengan orang baik serba menguntungkan
Keberhasilan dan kejayaan yang didapat tak terhitungkan
Maka kejarlah semua itu, tuntuntlah dan raihlah
Karena di dalamnya tersimpan sebaik-baik pilihan bagi yang mengharap hidayah

ﻫﻢ ﺍﻟﻌﻠﻤﺂﺀ ﺍﻟﻌﺎﺭﻓﻮﻥ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻓﻲ  #

                  ﻣﺠﺎﻟﺴﻬﻢ ﻟﻠﻤﺮﺀ ﺃﻋﻈﻢ ﺇﺳﻌﺎﺩ

ﻭ ﻣﻤﺎ ﻳﺴﺮ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻣﻨﻲ ﻟﺰﻭﻣﻜﻢ. #

                 ﻃﺮﻳﻘﺔ ﺁﺑﺂﺀﻱ ﻭﺃﻫﻠﻲ ﻭﺃﺟﺪﺍﺩﻱ

Mereka adalah ulama yang arif
Majelis mereka membuat orang sangat bahagia
Dan yang paling menggembirakan hati
tetapnya kalian (berpijak pada)
Thoriqoh para leluhurku,
keluargaku, dan para kakek-kakekku.

ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺗﻮﺟﻬﻮﺍ  #

       ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻘﻔﻮﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﻰ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ

ﻭﻫﺎ ﻫﻲ ﺃﻋﻤﺎﻝ ﺧﻠﺖ ﻋﻦ ﺷﻮﺍﺋﺐ. #

                  ﻭ ﻋﻠﻢ ﻭ ﺃﺧﻼﻕ ﻭ ﻛﺜﺮﺓ ﺃﻭﺭﺍﺩ

Mereka adalah para pendahulu kita
yang telah memusatkan segala usahanya
menuju kepada Allah; mengikuti petunjuk nabi pilihan-Nya
Amal (mereka) bersih dari berbagai penyakit
Dihiasi dengan ilmu, akhlak dan sejumlah besar wirid
ﻭﺃﺭﺑﺎﺑﻬﺎ ﻳﺴﻌﻮﻥ ﻓﻴﻬﺎ ﺑﻮﺟﻬﺔ. #

                     ﻓﻬﻢ ﺑﻴﻦ ﻋﺒﺎﺩ ﺑﻌﻠﻢ ﻭﺯﻫﺎﺩ

ﺃﻭﻟﺌﻚ ﻗﻮﻡ ﺷﺮﻑ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺪﺭﻫﻢ. #

                    ﻓﻬﻢ ﺑﻴﻦ ﺃﻗﻄﺎﺏ ﻛﺮﺍﻡ ﻭﺃﻭﺗﺎﺩ

Mereka bergegas beramal dengan mencurahkan perhatian
Merekalah para pengabdi Allah dengan ilmu dan kezuhudan
Mereka kaum manusia yang dimuliakan Allah kedudukannya
Mereka golongan para qutub dan autad yang mulia

ﻭﻣﻤﻦ ﻣﻀﻰ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﻋﺼﺮﻱ ﺃﺋﻤﺔ #

                ﺃﺧﺬﺕ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﺤﻖ ﻋﻨﻬﻢ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ

ﻣﺴﻠﺴﻠﺔ ﻣﻨﻬﻢ ﺃﺳﺎﻧﻴﺪ ﺃﺧﺬﻫﻢ.  #

                ﺇﻟﻰ ﺧﻴﺮ ﻣﺤﻤﻮﺩ ﻭﺃﺷﺮﻑ ﺣﻤﺎﺩ

Diwaktu lampau, masih dizamanku, terdapat para imam
Aku tempuh jalan kebenaran berdasar sanad mereka
Sanad yang sambung menyambung secara terinci
Sampai pada makhluk yang terpuji dan sebaik-baiknya pemuji

ﻃﺮﻳﻘﺔ ﺭﺷﺪ ﻗﺪ ﺗﻠﻘﻰ ﺍﻟﺬﻱ ﻟﻬﺎ.  #

               ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺮ ﺃﻣﺠﺎﺩ ﺥﻻﺋﻒ ﺃﻣﺠﺎﺩ

ﺃﺏ ﻳﺘﻠﻘﻰ ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﻭﻫﻜﺬﺍ.   #

               ﻓﻴﺎﻟﻚ ﻣﻦ ﺁﺑﺎ ﻛﺮﺍﻡ ﻭﺃﻭﻻﺩ

Jalan petunjuk ke arah kebenaran di dalamnya berisi
Rahasia penting yang didapat oleh para pewaris nabi
Ayah menerima dari ayahnya dan demikian seterusnya
Alangkah mulia mereka, para ayah serta putri-putrinya

ﻓﻤﻦ ﻭﺍﻟﺪﻱ ﻣﻔﺘﻲ ﺍﻟﺤﺠﺎﺯ ﻣﺤﻤﺪ  #
            
             ﺗﻠﻘﻴﺖ ﺭﺷﺪﻱ ﻓﻲ ﺻﺪﻭﺭﻱ ﻭﺇﻳﺮﺍﺩﻱ

ﺇﻣﺎﻡ ﺟﻠﻴﻞ ﻗﺪﺱ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺮﻩ.  #

             ﻟﻪ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺍﻟﻌﻈﻤﻰ ﺑﻨﺼﺢ ﻭﺇﺭﺷﺎﺩ

Dari ayahku, Muhammad, mufti Hijaz
Kudapat petunjuk ‘tuk menuntut ilmu dan menyampaikannya
Beliau imam yang agung, semoga Allah mensucikan sirnya
Dakwahnya agung berintikan nasihat dan petunjuknya

ﺑﻪ ﻗﺪ ﻫﺪﻯ ﺍﻟﻤﻮﻟﻰ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﺃﻣﺔ. #

ﻗﺪ ﺍﺭﺗﻜﺒﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻬﻞ ﺧﻄﺔ ﺍﺑﻌﺎﺩ

ﺩﻋﺎﻫﺎ ﺑﻠﻄﻒ ﻓﺎﺳﺘﺠﺎﺑﺖ ﻟﻨﺼﺤﻪ. #

ﺑﺼﺪﻕ ﻭﻋﻤﺖ ﺣﺎﺿﺮ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻭﺍﻟﺒﺎﺩﻱ

Lewat beliau, Allah memberi hidayah sekelompok manusia
Yang karena kebodohannya,
menjadi jauh dari Allah dan melanggar perintah-Nya
Dengan lemah lembut beliau berdakwah,
merekapun sungguh-sungguh menerima nasihatnya
sehingga tersebarlah dakwah keseluruh
penduduk kota dan desa.

ﺭﻋﺎﻧﻲ ﻭﺭﺑﺎﻧﻲ ﻭﺃﺭﺟﻮ ﺑﻘﺎﺀ ﻣﺎ.  #

ﺭﻋﺎﻧﻲ ﻷﻭﻻﺩﻱ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻭﺃﺣﻔﺎﺩﻱ

ﻭﻣﻦ ﺷﻴﺨﻲ ﺍﻟﻘﻄﺐ ﺍﻟﻤﻜﻴﻦ ﺃﺧﻲ ﺍﻟﻨﺪﻯ. #

ﺗﻠﻘﻴﺖ ﺇﺭﺷﺎﺩﻱ ﻭﻓﺘﺤﻲ ﻭﺇﻣﺪﺍﺩﻱ

Beliau melindungiku dan dengan kasih sayang mendidikku
Kuberharap perlindungan tetap diberikan
kepada para putra dan cucuku
Dari guruku Al-Quthb
yang kokoh kedudukannya lagi dermawan
telah kuterima petunjuk, penyingkapan rahasia
dan berbagai pemberian

ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﻌﻄﺎﺱ ﻗﻄﺐ ﺍﻟﻤﻼ ﺍﻟﺬﻱ. #

ﺑﻪ ﻧﻠﺖ ﻣﻄﻠﻮﺑﻲ ﻭﺃﺭﻏﻤﺖ ﺣﺴﺎﺩﻱ

ﻫﻤﺎ ﺃﺳﺲ ﻗﺼﺪﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﻭﻣﻦ ﻳﺮﺩ. #

ﺳﻠﻮﻙ ﺳﺒﻴﻠﻲ ﻓﻠﻴﺮﺩ ﺣﻮﻝ ﻣﻴﺮﺍﺩﻱ

Abubakar Alatas pemimpin para wali
Berkat Beliau kuraih cita-cita dan kutaklukan pendengki
(Ajaran) mereka berdua menjadi landasan tujuan thoriqohku
Dan siapa pun yang ingin menempuhnya
ikutilah cara pendekatanku

ﻳﺸﻤﺮ ﻭﻻ ﻳﺨﻠﺪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﺴﻞ ﺍﻟﺬﻱ.  #

ﺑﻪ ﺍﻧﻘﻄﻌﺖ ﻗﻮﻡ ، ﻓﻠﻢ ﺗﺴﻤﻊ ﺍﻟﺤﺎﺩﻱ

ﻓﻠﻦ ﻳﺪﺭﻙ ﺍﻟﻌﻠﻴﺎ ﺳﻮﻯ ﻣﻦ ﺗﻮﺟﻬﺖ.  #

ﻟﻪ ﻫﻤﺔ ﺗﺴﻤﻮ ﺇﻟﻰ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻨﺎﺩﻱ

Singsingkan lengan bajumu dan jangan malas
karena kemalasan dapat menyebabkan tertinggal rombongan
dan tak dapat mendengar ajakan kebaikan
Tidak akan sekali-kali mencapai kemuliaan
Kecuali mereka yang memusatkan
segenap kemauan untuk mendaki puncak pertemuan

ﻫﻨﺎﻙ ﻣﺤﻂ ﺍﻟﺴﺎﺋﺮﻳﻦ ﻭﻣﻨﺘﻬﻰ #

                   ﺍلأﻣﺎﻧﻲ ﻷﻗﻄﺎﺏ ﻋﻈﺎﻡ ﻭﺃﻓﺮﺍﺩ

Di situ tempat berhenti orang-orang yang pergi menuju Allah
Puncak cita-cita para Qutub yang mulia dan Wali Allah…

Rabu, 22 Juni 2016

Talkhis puasa & Ramadhan Bagian 6

Talkhis bab puasa bagian 6

�� *تلخيص أحكام الصّيام ورمضان*��
������ *في سبعة دروس*������

Talkhis hukum hukum Puasa dan Ramadhan

*الدرس الفقهي السادس في أحكام الصوم*

Pelajaran fiqih ke enam dalam kajian hukum shaum

*الدرس الأهم ﻷن فيه أهم المسائل التي يغفل عنها الكثير فيصومون صوما باطلا*

������������

Kajian yang penting sebab didalamnya ada masalah paling penting untuk di perhatikan dalam bab puasa dimana banyak orang yang lalai darinya, sehingga mereka berpuasa dengan puasa yang salah

6⃣ *المُفطّرُ السادس : وصولُ عَيْنٍ مِن مَنفَذٍ مفتوحٍ إلى الجَوْف :*

Pembatalan puasa yang ke enam : sampai nya sesuatu zat kepada jauf / perut melalui manfadz maftuh / saluran terbuka

.
-(( Sebelumnya perlu diingat bahwa manfadz / lubang alami tubuh itu terbagi menjadi dua, yaitu :
  a. Memiliki Saluran yang terbuka seperti Mulut, hidung, qubul dan dubur
  b. Ada juga lubang yang tidak memiliki Saluran terbuka, seperti mata. ))-

��شرح قيود المفطر السادس :

��قولُهُ : (وصولُ عينٍ)
أي جرم يشغل حيزاً من الفراغ فلا يضُرُّ وصولُ الهواءٍ إلى الجوف ، وكذلكَ مُجرَّدُ الطعْمِ والريحِ بدونِ عَيْنٍ فلا يُفطِّرُ ما وصَلَ منهُما إلى الجوف .

Penjelasan dari batasan² pembatalan puasa yang ke enam :

Adapun maksud dari  :
" sampainya 'ayn (benda) " :

Yakni : zat yang dapat mengisi tempat kosong.

maka tak masalah bila yang sampai pada jauf hanya berupa udara, begitu juga bila hanya berupa rasa (manis, asin, asam, pedas, pahit) atau angin yang tak membawa 'ayn maka kedua hal tersebut tidak membatalkan puasa walau ia sampai kepada jauf

��قولُه : (من مَنفَذٍ مفتوحٍ) فلا يضر إذا وصَلَتِ العيْنُ إلى الجوفِ من منفَذٍ غيرِ مفتوحٍ كالدُّهنِ وكريم البشرة ونحوِه بِتشرُّبِ المَسامّ . 

Lalu maksud dari :

"Dari manfadz maftuh / saluran terbuka"
-> Maka tidak membatalkan bila benda sampai ke rongga pencernaan dari rongga yang tak terbuka seperti minyak, krim kulit dan yang sejenisnya yang menyerap dengan serapan pori-pori kulit

��وكلُّ المنافذِ مفتوحةٌ في مذهَبِ الإمام الشافعيِّ إلا العين فلا يضر الكحل وإن وجد طعمه في حلقه.

Dalam madzhab Imam Syafi'i semua saluran / lubang pada tubuh adalah saluran terbuka kecuali mata,

-> maka tidak masalah (tidak batal) dengan seperti bercelak mata, walaupun ternyata ia bisa merasakan rasanya di tenggorokan nya.

��وكذلكَ الأُذُنُ منفذها مفتوح عندَ الإمامِ الغزاليّ .

Menurut Imam Al-Ghazzali begitu juga telinga, adalah saluran terbuka

��وقد أثبت الطب الحديث أن للعين منفذاً مفتوحاً للجوف وأن ليس للأذن منفذاً مفتوحاً . فالأورع الاحتياط فيهما.

--> Namun Dunia kedokteran telah menetapkan bahwa mata memiliki saluran terbuka pada rongga pencernaan, sedangkan telinga justru tidak ada saluran terbukanya.

Akan tetapi dalam hal ini sifat ihtiyath (berhati-hati) pada dua masalah ini adalah lebih baik lebih takwa

��قولُه : (إلى الجوفِ) وهُو : ما يُحيلُ الغِذاءَ والدَّواءَ : كالمَعِدَةِ
أو ما يحيل الدواء فقط كالدِّماغ .

Lalu maksud dari :

" Ke perut "
Adalah :
- sampai kepada apa saja yang dapat menyebarkan asupan makanan dan obat keseluruh tubuh seperti saluran pencernaan,
- sampai kepada yang menyebarkan obat-obatan saja seperti otak.

--------------------------

�� *مسائلُ في وصولِ العيْنِ إلى الجوف :*

Beberapa Masalah / kasus yang berkaitan dengan masuknya benda ke rongga pencernaan :

�� *1- حُكمُ الإِبْرة :* إن لم يستطع أخذها في الليل فتجوزُ للضرورة .

1.- HUKUM SUNTIKAN

Haram atau halal ?
Jika memang benar-benar tidak bisa dilakukan pada waktu malam hari maka diperbolehkan (tidak berdosa)  menyuntiknya di siang hari karena darurat

ولكنِ اختلفوا في إبطالِها للصومِ على ثلاثةِ أقوال :

��1) ففي قَولٍ : إنّها تُبطِلُ مُطلَقاً ؛ لأنّها وصلَتْ إلى الجوفِ .

��2) وفي قول : أنّها لا تُبطِلُ مُطلَقاً ؛ لأنّها وصلَتْ إلى الجوفِ مِن غيرِ مَنفَذٍ مفتوحٍ .

��3) وقولٍ فيهِ تفصيل
– وهُو الأَصحّ – :
<إذا كانتْ مُغذِّيةً فتُبطِلُ الصّوم.
<وإذا كانت غيرَ مغذِّيةٍ فنَنظرُ :

��إذا كانَ في العُروقِ المُجوَّفةِ –وهِيَ الأَورِدة– : فتُبطِل .

��وإذا كانَ في العضَلِ –وهِيَ العُروقُ غيرُ المُجوَّفة– : فلا تُبطِل .

Dengan menyuntik Batal tidak puasa nya?

Jawab : Para Ulama berbeda pendapat mengenai batal atau tidaknya puasa dengan sebab menyuntik, terbagi menjadi 3 pendapat :

1. Mutlak batal
Alasannya : Karena menurut pendapat ini suntikan tersebut akan sampai ke jauf (rongga pencernaan / perut)

2. Mutlak tidak batal
Alasannya : karena menurut pendapat ini suntikan tersebut sampai nya ke jauf ( rongga pencernaan / perut )  bukan melalui saluran terbuka (seperti mulut, hidung dll)

3. Pendapat yang merinci
--> Ini adalah pendapat yang paling shahih

  ¹. Jika menyegarkan kan / memberikan tenaga (seperti infus yang membuat hilang rasa lapar)
  -> maka batal puasanya

  ². Jika tidak memberi tenaga (hanya bersifat obat saja)
  -> maka kita perhatikan dahulu :
      a. Jika letak suntikan nya pada urat berongga, sehingga dapat menyebar hingga ke jauf (rongga pencernaan) , yaitu di suntikkan nya ke urat pembuluh darah
     -> maka hukum puasanya batal

     b. Jika suntikan nya hanya pada otot, sehingga tidak menyebar
     -> maka hukum puasanya tidak

-----------------------------

�� 2- حكمُ النُّخامَة (ومثلها البلغم) : فيها تفصيل :

��1) إذا وصلَتْ حدَّ الظاهرِ فابتلَعَها بطَلَ صومُه. وذلك بأن وصلت إليه فأجراها بنفسه وإن عجز بعد ذلك عن مجّها .

��بخلاف ما لو جرت بنفسها وعجز عن مجها فلا يفطر لعذره ، وكذا لو لم تصل لحد الظاهر .

��2) إذا وصلَتْ حدَّ الباطنِ فابتَلعَها فلا يَبطُلُ صومُه .

وحدُّ الظاهرِ : مَخرَجُ حرفِ الخاء .

وحدُّ الباطنِ : مخرجُ حرفِ الهاء .

��واخْتُلِفَ في مَخرَجِ حرفِ الحاء :
فعندَ اﻹمام النوويّ : مِن حدِّ الظاهر ، فتُبطِلُ الصّومَ إذا ابتلَعَها بعدَ وصولِها إليه .

وعندَ اﻹمام الرافعيِّ : مِن حدِّ الباطنِ فلا يُبطِلُ ابتلاعُهُا .

�� *3- حُكمُ ابتلاعِ الرِّيق :* لا يُفطِّرُ لِمَشقَّةِ الاحترازِ منه - وإن تعمّد جمعَه تحت لسانه- بثلاثةِ شروطٍ :

��1) إن يكونَ خالصاً ، أي : صافياً لا مُختلِطاً بغيرِه ، فلو ابتلَعَ الرِّيقَ المُختلط بنحوِ صِبْغٍ أو بغيرِه بطَلَ صومُه.

��واستظهر العلامة ابن حجر المكي في (التحفة) العفو لمن ابتلي بدم اللثة لو ابتلعه بحيث لا يمكنه الاحتراز عنه وفي ذلك فسحة

��2) أن يكونَ طاهراً لا مُتنجِّساً.
ولو كان صافياً ، كأنْ تنجس بنحو دم ثم نقاه بدون ماء فلا يزال ريقُه وفمُه نجساً وإن كان صافياً فلا بد من غسله بالماء .

��3) أن يكونَ مِن مَعدِنِه ، فاللِّسانُ والفَمُ كلُّه مَعْدِن ، فلو ابتلَعَ الرِّيقَ الذي وصلَ إلى حُمرةِ شفَتِهِ بطَلَ صومُه .

2- HUKUM REAK & INGUS

-> disini Ada perinciannya :

1. Jika sudah sampai pada batas zhahir lalu ia telan lagi maka batal lah puasanya.
Yakni : bila reak tadi telah sampai ke permukaan tenggorokan, lalu ia telan kembali, walau setelah itu dia tak bisa lagi meludahkannya

-> berbeda hal nya apabila reak itu mengalir sendiri ke dalam tenggorokan, dan ia tidak bisa meludahkannya, maka itu tidak membatalkan puasa, karena udzurnya, begitu juga apabila reak itu belum sampai ke batas zhahir (permukaan tenggorokan).

2. Jika reak / ingus tadi sampai batas bathin (tenggorokan dalam) lalu ia telan maka puasanya tidak batal

Batas zhahir : tempat keluarnya suara huruf Kho خاء
Batas bathin : tempat keluar suara huru Hara هاء

==>> Ada perbedaan pendapat mengenai tempat keluarnya suara huruf Ha / حاء masuknya ke batasan yang mana ?
-> Menurut Imam An-Nawawi: itu adalah batasan zhahir.
   Maka batal menelan reak / ingus yang sudah sampai batas situ

-> Menurut Imam Ar-Rofii : itu adalah batas bathin
    Maka tidak batal menelan reak yang sudah sampai batas situ

3. HUKUM MENELAN AIR LIUR

-> Tidak membatalkan puasa
  Alasan : karena sulit sekali menghindari nya, bahkan walau ia sengaja mengumpulkannya di bawal lidah lalu ia telan, tapi ini dengan 3 syarat :
¹. Air liur nya mesti bersih
  Maksudnya murni tidak bercampur benda lain,
maka bila liur tadi bercampur dengan barang lain seperti sari makanan dan lainya maka batal lah puasanya

-> namun Al-'Allamah Ibnu Hajar Al-Makki dalam kitab Tuhfah menegaskan bahwa : hukumnya dimaafkan bagi Seorang yang gusinya berdarah, bila ia menelannya sekiranya ia tak mungkin lagi menghindarinya, maka dalam hal itu ada kelonggaran

². Keadaan liur itu suci, tidak kena najis (mutanajjis) walaupun air liur itu murni.
Seperti apabila terkena najis darah, kemudian ia bersih kan tanpa menggunakan air, maka mulut dan liaur nya hukumnya tetap najis walau ia murni karena darahnya sudah di buang,
Maka : ia harus mencuci mulut nya (kumur-kumur) dengan air, agar mulut dan liurnya kembali dihukumi suci

³. Liur itu masih berasal dari ma'din
Ma'din : lidah, mulut semuanya termasuk ma'din

Maka apabila ia menelan liur yang sudah keluar sampai batas merah bibir batal lah puasanya

-------------------------
�� 4- حُكمُ دخولِ الماءِ أثناءَ الغُسلِ إلى جوفِهِ بدونِ تعمُّدٍ للصائم :
فيهِ تفصيل :
1) إذا كانَ الغُسلُ مأموراً بهِ (مشروعاً) فَرْضاً ، كغُسلِ جَنابة ، أو سُنَّةً كغُسلِ جمُعة ، فلا يَبطُلُ الصّومُ إذا اغتسلَ بالصَّبّ ، ويُبطُلُ إذا اغتسلَ بالانغِماسِ .

�� وقال في كتاب حاشية البجيرمي على الخطيب : أنه يبطل إذا وصل الماء لجوفه بالانغماس إن اعتاد سبق الماء إلى جوفه وإلا فلا .

��2) إذا كانَ الغُسلُ غيرَ مأمورٍ بهِ (غيرَ مشروعٍ) – كغُسلِ تَبرُّدٍ أو تنظيفٍ – فيَبطُلُ الصّومُ إذا سبَقَهُ الماءُ وإنْ لم يتعمَّدْ ، سواءٌ أَغْتسلَ بالصَّبِّ أم بالانغِماس .

4. HUKUM KEMASUKAN AIR YANG SAMPAI KE JAUF (RONGGA PENCERNAAN) TANPA SENGAJA DITENGAH SEDANG MANDI SAAT PUASA

Pada nya ada rincian :

¹. Jika mandi nya adalah mandi yang diperintahkan syariat,
Baik yang wajib seperti mandi  junub,
ataupun yang sunnah seperti mandi sunnah jum'at
Maka : itu tidak membatalkan puasa, dengan syarat ia mandi nya dengan cara menggayung, atau menuangkan air,
Tapi apabila ia mandi dengan cara menyelam maka batal puasanya

Dalam kitab hasyiyah Albujayromi alal Khotib :
membatalkan puasa jika air sampai ke rongga pencernaan nya dengan cara tenggelam/menyelam (seperti renang) ini jika menurut kebiasaan apabila ia menyelam maka air akan tertelan ke rongga pencernaan, namun apabila tidak demikian maka tidak batal

². Jika mandi nya adalah mandi yang bukan diperintahkan oleh syariat
Seperti mandi agar segar saja, atau mandi untuk membersihkan badan, maka mutlak batal puasanya apabila air itu tertelan baik sengaja ataupun tidak, baik ia mandi dengan cara meng gayung/menuang ataupun dengan menyelam

�� 5- الحُكمُ إذا سَبَقَهُ الماءُ مِن غيرِ اختيارِه في المضمَضة ، ومثلُها في الاستِنشاق : فيهِ تفصيل:

��1) إذا كانت المضمضة مأموراً بها (مشروعة) في الوضوء أو الغسل فننظر :

��إن لم يُبالِغْ فيها : فلا يبطُلُ الصومُ إذا سبَقَهُ الماء .

��إن بالغ فيها : فيبطل الصوم إذا سبقه الماء لأن المبالغة مكروهة من الصائم .

��2) وإذا كانتِ المضمَضةُ غيرَ مأمورٍ بِها (غيرَ مشروعة) – بأنْ كانتْ رابعةً أو ليستْ في الوُضوءِ أو الغُسل – : فيَبطُلُ بِها الصّومُ وإنْ لم يبالِغْ .

5. Hukum jika tertelan air tanpa sengaja saat kumur kumur, begitu juga saat menghirup/memasukan air ke hidung

Humumnya di rinci :

  ¹. Jika kumur kumur yang dilakukan karena ada perintah syariat baik dalam wudhu atau mandi,
     -> maka kita mesti perhatikan dahulu keadaannya :

     a. Jika saat ia kumur-kumur hanya sekedarnya, tidak melebihkan (mubalaghoh)
    Maka puasa nya tidak batal.

     b. Jika saat ia berkumur-kumur dengan cara melebihkan (mubalaghoh)
      Maka : puasa nya batal
      Alasannya : karena wudhu dengan mubalaghoh (kencang/lebih) saat puasa dimakruhkan, tidak disunahkan.

  ². Jika ia melakukan kumur-kumur yang tidak diperintahkan syariat,
Seperti
  - kumur-kumur ke empat kalinya, atau
  - kumur-kumur diselain waktu berwudhu dan mandi
Maka : puasanya batal, walaupun ia tidak kumur2 dengan kencang, hanya kumur-kumur sekedar nya

7⃣ المُفطِّرُ السابع : الاستِمناء،
أي : طلبُ خروجِ المَنِيِّ .
إمّا بِيدِهِ أو بِيدِ زوجتهِ .
أو بِفكْرٍ أو نظَرٍ إنْ عَلِمَ الإنزالَ فيهما أو بِمُضاجَعة .

فإذا أنزَلَ في إحدى هذهِ الحالاتِ بطَلَ صومُه .

7. Pembatal puasa yang ketujuh : Istimna (masturbasi)

yakni : usaha mengeluarkan mani, baik mengeluarkannya :

- dengan tangannya sendiri atau,
- dengan tangan istrinya, atau
- juga dengan berfikir/merenungkan, memandang jika ia sudah mengetahui benar bila ia melakukan itu akan membuatnya mengeluarkan mani, atau
- dengan sebab berpelukan.

Maka apabila mani nya keluar di keadaan keadaan ini, batal lah puasanya.

��وخُلاصةُ مسأَلةِ خروجِ المَنِيِّ : أنّهُ تارةً يُبطِلُ وتارةً لا يُبطِل :

��Ringkasan masalah keluar mani :
      - kadang-kadang membatalkan,
      - kadang-kadang tidak membatalkan

��فيُبطِلُ في حالتَيْن :

1- بالاستِمناء ، أي : طلبِ خروجِ المَنِيِّ مُطلَقاً بأيِّ كيفيّة .

2-  وإذا باشَرَ امرأتَهُ مِن غيرِ حائلٍ

-> Batal di dua keadaan :
¹. Keluarnya sebab masturbasi, yakni mani diusahakan keluar, dengan cara apapun (baik tangan ia, istri nya dll)

². Jika keluar mani sebab ia bersentuhan dengan wanita tanpa adanya penghalang

��ولا يُبطِلُ في حالتَيْن :

(1) إذا خرَجَ مِن غيرِ مُباشَرةٍ كنظَرٍ أو فِكْر .

(2) وإذا خرَجَ بمُباشَرةٍ ولكنْ بِحائلٍ .
(مع العلم ان النظر بشهوة والمضاجعة تحرم على الصائم ولو كانت مع الزوجة)

  -> Tidak batal di dua keadaan :

  ¹. Jika keluarnya tanpa adanya persentuhan, seperti memandang, merenungkan / berfikir
  ². Jika keluarnya sebab persentuhan tapi dengan adanya penghalang (dan ia telah mengetahui bahwa memandang dengan syahwat, berpelukan diharamkan bagi yang berpuasa, walau dengan istri sah nya.

��حُكمُ القُبْلة : تَحرُمُ إذا كانتْ تُحرِّكُ شهوتَه .

��ومحلّ الحرمة في صوم الفرض ، أما النفْل فلا حرمة فيه.
وأمّا إذا لم تُحرِّكْ شهوتَهُ فخلافُ الأَوْلى ، ولا تُبطِلُ إلاّ إذا أنزَلَ بسببِها .

Hukum Ciuman

-> Di haram kan jika bisa membangkitkan syahwat

Ciuman yang di haram kan disini adalah apabila puasa nya adalah puasa wajib,
adapun apabila puasanya adalah puasa sunnah maka tidak ada ke haraman nya.

Lalu apabila berciuman ini tidak membangkitkan syahwat aka hukum nya khilaful awla, tidak membatalkan puasa kecuali bila menyebabkan keluarnya mani

8⃣ المُفطِّرُ الثامن : الاستِقاءةُ ، أي : طلبُ وتَعمُّدُ خروجِ القيْءِ ، فيُبطِلُ ولو كانَ قليلاً .

��والقَيْءُ : هُو الطَّعامُ الذي يعودُ بعدَ مُجاوَزةِ الحَلْقِ ولو ماء ، ولو لم يتغيَّرْ طَعْمُهُ ولونُه .

8. Pembatal puasa yang kedelapan memuntahkan

Yakni : mengusahakan muntah dengan sengaja, maka dengan itu batal puasanya walaupun muntahnya hanya sedikit

Maksud muntah disini : makanan yang sudah ditelan lalu keluar lagi setelah melewati kerongkongan :
- walaupun hanya berupa air ,
- dan walaupun rasa dan warna nya belum berubah

��والحُكمُ إذا خرَجَ منهُ القيْءُ : أن فمَهُ مُتنجِّسٌ ، فيجبُ عليهِ ان يغسِلَهُ ويُبالِغَ في المضمَضةِ حتى يَنْغَسِلَ جميعُ ما في فمِهِ منَ حدِّه الظاهر .

��ولا يُبطِلُ الصّومَ إذا سبَقَهُ الماءُ إلى الجوفِ بدونِ تعمُّدٍ ؛ لأنّ إزالةَ النجاسةِ مأمورٌ بِها .

- Hukum apabila keluar muntah -

mulutnya najis,
maka ia wajib mencucinya, sambil mubalaghoh (kumur-kumur dengan lebih dalam dan kencang) sampai tercuci bersih sema yang ada didalam mulutnya di batasan luar (tidak sampai kerongkongan)

- Tidak batal puasa apabila air kumuran tadi tak sengaja tertelan ke pencernaan,
Alasannya : karena menghilangkan najis diperintahkan oleh syariat

يتبع بإذن الله في الدرس القادم (السابع والأخير)

�� *المصدر : من كتاب التقريرات السديدة في المسائل المفيدة.*

( من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين )

��انشر تؤجر فضيلة نشر العلم الشرعي��

        للتذكير هذا ��الدرس الأَهَم ��

��Untuk mengingatkan kajian bagian ke enam ini amat penting ��