في الحديث (كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع والعطش)
Dalam Al hadist:
Betapa banyak orang yang berpuasa namun tak ada hasil dari puasanya selain lapar dan haus
*تلخيص أحكام الصّيام ورمضان*
*في سبعة دروس*
Ringkasan hukum hukum puasa dan Ramadhan
*الدرس الفقهي الخامس في أحكام الصوم*
Pelajaran fikih kelima dalam membahas hukum-hukum puasa
*مبطلاتُ الصّوم:*
Hal-hal yang membatalkan puasa
وهِيَ قسمان:
Pembatal puasa terbagi menjadi 2 bagian :
*الأول:* قسمٌ يُبطِلُ ثوابَ الصّومِ لا الصّومَ نفسَه ، فلا يجبُ عليهِ القضاء ، *وتُسمّى مُحبطاتٍ .*
1. Bagian yang membatalkan pahala puasa tapi tidak membatalkan puasanya sendiri.
-> maka tak wajib bagi yang melakukan bagian ini meng qodhonya, bagian ini dinamakan muhbithot (perkara penggugur pahala).
*الثاني:* قسمٌ يُبطِلُ الصّومَ وكذلكَ الثّواب – إن كانَ بغيرِ عُذرٍ – فيجبُ فيهِ القضاء ، *وتُسمّى مُفطِّراتٍ .*
2. Bagian yang membatalkan puasa begitu juga pahala puasanya (ini apabila ia lakukan dengan tanpa adanya udzur)
-> maka ia wajib meng qodhonya
Bagian ini dinamakan dengan istilah Mufatthirot (hal-hal yang membatalkan puasa)
-------------------
*القسمُ الأوّل: المُحبِطات ، وهِيَ ما تُبطِلُ ثوابَ الصّوم.*
قالَ صلَّى اللهُ عليهِ وآلهِ وسلَّمَ: (كمْ مِن صائمٍ ليسَ لهُ مِن صِيامِهِ إلاّ الجوعُ والعَطَش) أخرجه أحمد (2: 441) وابن ماجه (1689) .
Bagian pertama: Al Muhbithot
yakni : yang membatalkan pahala puasa
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wasallam bersabda:
" Betapa banyak orang yang berpuasa namun ia tak mendapat kan hasil dari puasanya selain rasa lapar dan haus saja "
Mentakhrijnya Imam Ahmad (441:2), juga Imam Ibnu majah (1689)
والمحبطات هي:
Adapun yang dimaksud dengan Muhbithot itu adalah :
1⃣ الغِيبَة، وهِيَ: ذِكْرُكَ أخاكَ المُسلمَ بِما يَكرَهُ ولو كنتَ صادقاً .
وفي الحديث: (الصائم في عبادة من حين يصبح إلى حين يمسي ما لم يغتب فإذا اغتاب خرق صومه) رواه الديلمي .
1. Ghibah (menggunjing)
Adalah : kau menyebut-nyebut kan saudara (orang) muslimmu dengan penyebutan yang sekiranya tak ia sukai, walaupun kau menyebutkannya yang sesuai dengan kenyataan
Dalam Al hadist : Seorang yang berpuasa itu senantiasa berada (dihitung) dalam ibadah dari mulai ia masuk pagi hingga sore hari selama ia tak menggunjing, maka apabila ia menggunjing terkoyak lah puasanya.
Riwayat Imam Ad-daylami
2⃣ النّمِيمَة، وهِيَ: نقْلُ الكلامِ بقَصْدِ إيقاع الفتنة .
2. Namimah (adu domba)
Adalah : memindahkan pembicaraan dengan tujuan memasukan fitnah / kekacauan
3⃣ الكَذِب، وهُو الإخبارُ بغيرِ الواقع .
3. Alkadzib (dusta)
Adalah : mengabarkan suatu kabar yang tak sesuai dengan kenyataan nya
4⃣ النظَرُ لما يحرمُ بشَهْوة، أي: بأن يلتذ بالنظر .
فعليه أن يغض بصره عن الحرام في التلفزيون وغيره.
4. Memandang pada yang diharamkan dengan syahwat.
Yakni : dengan "menikmati" pandangannya tersebut.
Maka ia harus menundukkan pandangannya dari yang di haramkan baik itu yang berasal dari televisi kah ataupun yang lainnya
5⃣ اليمينُ الكاذبة، أي الحَلِفُ الكَذِب.
5. Sumpah dusta, atau sumpah namun bohong
6⃣ قولُ الزُّورِ والفُحْشُ والعمَلُ بِه، وفي الحديث: (مَنْ لم يَدَعْ قولَ الزُّورِ والعمَلَ بهِ فليسَ للهِ حاجةٌ في أن يدَعَ طعامَهُ وشَرابَه) أخرجه البخاري (1903) .
6. Ucapan Dusta dan kotor, mengamalkannya
Dalam Al hadist:
Barangsiapa yang tak meninggalkan ucapan Dusta dan tak meninggalkan kan prakteknya maka Allah tak ada hajat untuk menerima amal puasanya.
Mentakhrijkan nya Imam Albukhori (1903)
فعليه أن يترك السباب واللعان والشتائم والتنابز بالألقاب والكلام البذيئ ونحو ذلك .
Maka hendaknya / sudah semestinya ia meninggalkan celaan, laknat, hardikan, memanggil orang lain dengan julukan yang mengandung hinaan, dan ucapan kotor, dan lain sebagainya
---------------------
*القسمُ الثاني: المُفطِّرات ، وهِيَ ما يُبطِلُ أصلَ الصّوم* ، ثمانية:
Bagian kedua : Almufatthirot / mufatthir
Adalah : perkara yang membatalkan puasanya nya itu sendiri.
Almufatthirot ini ada delapan :
*المُفطّرُ الأوّل: الرِّدَّة* ، وهِيَ قطْعُ الإسلامِ بِنيّةٍ أو قولٍ أو فعلٍ ولو كانتِ الرِّدَّةُ لحظًة واحدة .
- Mufatthir pertama : Murtad
Adalah : memutuskan Islam dengan niat ataupun ucapan, atau dengan perbuatan walau adanya Murtad tersebut hanya sesaat.
*المفُطّرُ الثاني: الحَيْضُ والنِّفاسُ - ولو لحظةً منَ النهار - والولادة.*
فلو طرأت الدورة الشهرية للمرأة قبيل المغرب ولو بلحظة بطل صومها وعليها القضاءُ .
- Mufatthir kedua : haid dan nifas walau nifasnya hanya sekejap di siang hari, dan juga melahirkan.
Maka bila apabila timbul / datang siklus haid bulanan pada wanita sebelum Maghrib walau cuma mengambil waktu sedikit batallah puasanya, dan nanti ia wajib meng qodho nya
وكذلك لو انقطعت الدورة بعد طلوع الفجر ولو بلحظة فلا يصح صومها ذلك اليوم ولكن يسن لها الإمساك حتى الغروب وعليها القضاء.
Begitu juga apabila terputus siklus Haid nya setelah terbit fajar walau hanya dapat waktu sedikit, maka :
-> tak sah puasanya hari tersebut akan tetapi ia tetap disunnahkan untuk imsak (tak makan, minun dan melakukan pembatalan puasa lainnya) hingga tenggelamnya matahari,
-> dan ia wajib meng qodho puasa nya nanti.
*المُفطّرُ الثالث: الجنون ولو لحظة.*
- Mufatthir ketiga : gila walau hanya sesaat
*المُفطّرُ الرابع: الإغماءُ والسُّكْرُ:* إذا عمّا جميعَ النهار ، وأما إذا أفاقَ – ولو لحظةً واحدةً – صَحَّ صومُهُ .
وبعضهم يقول: يَبطُلُ إذا تعدّى بهِ ولو لحظة .
وقال آخَرون: لا يبطُلُ إلاّ إذا تعدّى وعمَّ جميعَ النهار .
- Mufatthir keempat: pingsan dan mabuk jika mencukupi seluruh waktu siang.
Adapun bila ia tersadar Walau hanya sesaat maka sah lah puasanya.
Sebagian ulama mengatakan: batal puasanya jika ia menyengajakannya walau ia pingsan hanya sesaat .
Sebagian ulama lainya berkata: tak batal puasanya kecuali bila : ia menyengajakannya dan merata pingsannya disepanjang hari
*المُفطّرُ الخامس: الجِماع:* فإذا جامَع - ولو في الدبر - عامداً ، عالماً بالتحريم ، مُختاراً ، بطَلَ صومُه .
- Mufatthir kelima: jima' (bersetubuh)
Maka bila ia jima' -walau jima'nya kepada dubur (jima' ini jelas hukumnua haram kapanpun waktunya didalam puasa atau diluar puasa)- dengan sengaja, dalam keadaan mengetahui akan keharaman jima' saat berpuasa, sengaja batallah puasa nya.
ويترتبَ على الجماع خمسةُ أشياء:
Dengan sebab jima' ini maka ia mendapatkan 5 perkara :
1- لحوق الإثم الكبير به .
1. Mendapatkan dosa besar dengan sebabnya
2- وجوب الإمساكِ حتى غروب الشمس.
2. Wajib imsak hingga matahari tenggelam
3- وجوب التعزير ، وهُو: التأديبُ منَ الحاكمِ ، ويكونُ لغيرِ تائب .
3. Wajib mendapat ta'zir (hukuman)
Yaitu : hukuman dari hakim, dan adanya hukuman ini bagi yang tak bertaubat
4- وجوب القضاءِ ، وهو يوم واحد.
4. Wajib qodho, yakni satu hari
5- وجوب الكفارة العُظْمى .
5. Wajib kaffaarotul Uzhma (denda paling besar)
وتجبُ هذهِ الكَفّارةُ على الرجُلِ لا على المرأة؛ لأنه بمجرد الشروع في الجماع بطَلَ صومُها ؛ لأنه من باب دخول عين إلى الجوف من منفذ مفتوح.
Kewajiban kaffarot ini dilimpahkan pada lelaki tersebut bukan pada wanitanya, karena dengan sekedar memulai jima' batallah puasa si wanita, karena ini termasuk dalam bab memasukkan sesuatu ke jauf (pencernaan) dari manfad maftuh (rongga terbuka)
وتتكرّرُ الكفّارةُ بِتكرُّرِ الأيام فلو ابطل صوم يومين فعليه كفارتين .
Kaffarot ini berulang ulang Dengan berulang-ulang nya hari yang dibatalkan dengan cara jima' ini, maka bila ia membatalkan dengan cara ini 2 hari maka ia mendapat kewajiban 2 kaffarot
*شروط وجوب الكفارة العظمى، ستة* وهي:
Syarat-syarat wajib nya kaffaarotul Uzhma ada 6, yaitu :
1- أن يكون إفساده لصومه بالجماع، فلا تجب الكفارة إذا أفسده بغير جماع .
1- Puasanya rusak dengan cara jima'
Maka tak wajib kaffarot ini bila ia merusak puasanya dengan cara pembatalan lain selain jima'
2- أن يكون في رمضان، فلا تجب الكفارة إذا أفسد صوم غير رمضان ولو كان واجباً مثل صوم القضاء.
2- Adanya dilakukan pada bulan Ramadhan
-> Maka tak wajib kaffarot ini jika ia melakukan perusakan puasa di selain bulan Ramadhan walau puasanya wajib seperti puasa Qadha
3- أن يكون اليوم الذي أفسده كاملاً، فلا تجب الكفارة إذا مات أو جن قبل غروب شمس ذلك اليوم .
3- Hari puasa yang ia rusak telah sempurna
-> Maka tak wajib kaffarot ini bila ia mati atau gila sebelum tenggelam matahari di dari tersebut
4- أن يكون الجماع تاماً، فلا كفارة لمن عاشر زوجته وأنزل بدون جماع.
4- Jima' nya sempurna
-> Maka tak wajib kaffarot ini bagi yang menggauli istri lalu keluar mani tanpa adanya jima'/persetubuhan
5- أن يأثم بسبب هذا الجماع
فلا تجب الكفارة إذا كان مترخصا
في السفر وجامع زوجته في نهار رمضان وهو مسافر سفراً طويلاً مباحاً .
5- Ia bisa diperhitungkan melakukan dosa dengan sebab jima' ini
Maka tak wajib kaffarot ini jika ia sedang mendapatkan keringanan boleh membatalkan puasa karena ia sedang dalam perjalanan lalu ia menjima istrinya di siang hari.
Dimana saat itu ia sedang dalam perjalanan jauh yang mubah
6- عدم الشبهة
فلا كفارة على من جامع وهو يظن أنه في الليل .
6- Tidak Syubhat (kesamaran)
Maka tak ada kaffarot bagi yang menjima' istrinya dimana ia menyangka bahwa waktu itu adalah malam hari
*كيفية الكفارة وأدائها:*
وهِيَ إحدى ثلاثةِ أشياءَ مُرتَّبة ، فلا ينتقِلُ إلى التي بعدها إلاّ إذا عجَزَ عمّا قبلَها.
1) عِتقُ رَقبةٍ مؤمنة أي رقيق (عبد) أو رقيقة (أمة).
وينتقل إلى الخصلة التي بعدها إذا عجز عن أدائها.
ومعنى العجز في الرقبة: بأن لا يجدها -كمثل هذا الزمان-، أو يجدها ولكنْ يحتاج لثمنها لنفسه أو لممونه ، أو وجدها بزيادة على ثمن المثل .
2) صيامُ شهريْنِ مُتتابعَيْن فلو لم يصُمْ أحد أيامها – ولو لعذر كمرض – استأنفها من جديد .
ولا يضر الفطر بسبب حيض أو نفاس أو جنون أو إغماء مستغرق .
فإن عجز عن الصيام انتقل للتي بعدها.
ومعنى العجز في صيام الشهرين: بأن يعسر عليه صومهما أو تتابعه لنحو هرم أو مرض يدوم شهرين غالباً، أو يخاف زيادة مرض به ، أو معه شهوة للوطء أو غير ذلك مما يحصل به مشقة شديدة .
3) إطعامُ ستّينَ مِسكيناً لكلِّ مسكينٍ مُدّ .
فإن أعسر عن الإطعام استقرت في ذمته ، وبعضهم يقول: تسقط عنه
Tata cara kaffaarotul Uzhma dan pelaksanaannya
Yakni : ada salah satu dari 3 pilihan yang berurutan, ia tak boleh pindah mengambil urutan setelahnya kecuali apabila ia memang TIDAK MAMPU melaksanakan yang sebelumnya :
1.) Membebaskan seorang budak/hamba sahaya
Yakni : baik itu budak mukmin (abdun) ataupun mukminah (amah)
Lalu ia boleh pindah beralih memilih ke pilihan selanjutnya bila ia TIDAK MAMPU melaksanakannya.
Arti "tidak mampu" pada urusan pembebasan budak :
- tidak bisa menemukannya -seperti di zaman sekarang-, atau
- ia mendapatkan budak tersebut namun biaya nya ia butuhkan untuk dirinya dan orang-orang yang ia tanggung, atau
- harga nya melebihi harga yang normal
2.) Berpuasa 2 bulan berturut-turut
-> Maka : apabila ia tidak puasa (putus) di pertengahan masa 2 bulan tersebut -walau saat itu ia ada udzur- ia harus mengulanginya lagi dari hitungan gari pertama
--> namun bila batal nya dengan sebab : haid, nifas, gila, pingsan yang menghabisi masa puasa (dari subuh hingga Maghrib) itu semua tidak masalah, ia boleh meneruskannya setelah selesai masa-masa tersebut.
Lalu apabila ia TIDAK MAMPU berpuasa 2 bulan berturut-turut, yakni :
- ia merasa kesulitan dengan puasa tersebut atau kesulitan karena berturut-turut nya sebab :
a. Ia sudah tua renta
b. Sakit yang biasanya terus berlangsung selama 2 bulan
c. Atau ia sedang sakit dan khawatir malah jadi tambah sakit
d. Ia memiliki syahwat untuk wathi' (jima')
e. Atau hal-hal lain nya yang membuat ia sangat kesulitan bila melakukan poin kedua ini
3.) Memberi makan pada 60 orang.miskin, setiap orang nya 1 Mud
Lalu bila ternyata ia tetap kesulitan pada poin memberi makan ini karena mungkin ia sedang tak memiliki biayanya, maka tanggung jawab ini di tangguhkan menjadi hutang nya yang mesti ia bayar saat kelak ada kemampuan.
Namun sebagian ulama ada yang berpendapat bagi si orang ini gugur kewajibannya
يتبع بإذن الله في الدرس القادم (السادس)
InsyaAllah dengan Izin Nya Kajian ini akan berlanjut nanti pada kajian ke enam.
*المصدر : من كتاب التقريرات السديدة في المسائل المفيدة.*
Sumber referensi dari kitab Taqrirotussadidah fil masaa-il Almufidah
( من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين )
Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan suatu kebaikan maka ia akan diberikan pemahaman Agama yang baik
انشر تؤجر فضيلة نشر العلم الشرعي
Sebarkan lah kajian-kajian ini niscaya Anda akan mendapatkan keutamaan & keuntungan menyebarkan ilmu syariat
Terjemah oleh : Habib Umar Hanzhalah Alkaff Gathmyr (khadim majlis Ihyaaussunnah)