Rabu, 15 Juni 2016

Talkhis bab shaum & Ramadhan 4

في الحديث (كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع والعطش)

Dalam Al hadist:
Betapa banyak orang yang berpuasa namun tak ada hasil dari puasanya selain lapar dan haus saja

*تلخيص أحكام الصّيام ورمضان*
*في سبعة دروس*

Ringkasan mengenai hukum-hukum Puasa dan Ramadhan
Ada dalam 7 bab kajian

*الدرس الفقهي الثالث في أحكام الصوم*

Dars / kajian fiqih ke empat dalam membahas hukum-hukum puasa

*سُننُ الصَّومِ ورمضان:*

Sunnah-sunnah puasa dan Ramadhan

1- تعجيلُ الفِطْرِ إذا تيقَّنَ الغروب ، بِخلافِ ما إذا شكَّ فيجبُ عليهِ أن يعمَلَ بالاحتياطِ ويؤخِّرَ الفِطْر .

1. Menyegerakan berbuka puasa jika sudah yakin matahari sudah tenggelam.

Berbeda halnya jika ia ragu-ragu, maka saat itu ia wajib mengamankan ihtiyath (kehati-hatian) dengan menunda waktu berbuka puasa.

2- السُّحورُ ولو بِجُرعةِ ماء .

2. Sahur walau hanya dengan seteguk air

وحكمته: التقوّي على الصوم ، ومخالفة أهل الكتاب ، فيُسنّ ولو لشبعان وكونه برطب فتمر مثل الإفطار.
ويدخُلُ وقتُ السُّحورِ مِن مُنتصَفِ الليل.

Hikmahnya :
- agar menguatkan tubuh untuk berpuasa,
- membedakan kira dengan kebiasaan puasanya Ahlul kitab

Maka sahur di sunnah kan walau bagi yang merasa kenyang, dan adanya sahur tersebut dengan Kurma ruthab (kurma yang masih basah) lalu bila tak ada dengan korma tamer (kurma kering) seperti saat buka puasa.

Masuknya waktu sahur : bisa memilih waktu dari mulai tengah malam hingga menjelang subuh

3- تأخيرُ السُّحورِ بحيثُ لا يَفحُشُ التأخير .

3. Mengakhirkan waktu makan sahur sekiranya tak terlalu dekat dengan subuh

ويُمسِكُ نَدْباً عنِ الأَكلِ قبلَ الفجرِ بِنَحوِ خمسينَ آيةً (رُبعِ ساعة تقريبا).

Disunnahkan menyetop makan dan minum kira-kira waktu membaca 50 ayat (kira-kira 15 menit) sebelum terbitnya cahaya fajar/subuh waktu subuh

4- الفِطْرُ على رُطَبٍ وِتْراً ، فيُقدِّمُه أوّلاً ، فإنْ لم يجِدْ فبُسْرٍ فتمرٍ فماءِ زمزمَ فماءٍ فحُلْوٍ فحَلْوى.

4. Berbuka dengan Ruthab (kurma yang baru matang masih segar) dengan jumlah ganjil

Maka saat akan buka disunnahkan mendahulukan nya dulu, sebelum masuk makanan dan minuman yang lain.
-> namun bila tak ada ruthab maka :
- boleh dengan busr (kurma setengah matang) ,
- lalu bila tak ada dengan tamer (kurma kering),
- lalu bila tak ada juga dengan air zamzam,
- bila tak ada dengan air putih,
- bila tak ada dengan Al-hulwu (manisan alami seperti buah-buahan manis dsb),
- bila tak ada maka boleh dengan al-halwa (manisan dari hasil pengolahan seperti kue manis dsb)
Demikian urutan nya dalam keutamaan sesuai urutan penyebutan.

الحُلوُ: وهُو ما لم تمسَّهُ النارُ كالعَسلِ والزبيب .

Alhulwu :  makanan yang tak tersentuh api / bukan hasil masakan,
Seperti madu, anggur dsb.

الحَلْوى: وهُو ما مسَّتْهُ النار.

Al-halwa : makanan yang tersentuh api / dimasak, seperti kueh2 manis, permen, dsb

وقد نظمَ ذلكَ بعضُهم فقال:
فمِنْ رُطَب، فالبُسْرِ فالتّمر، زمزَمٍ
         فماء، فحُلْوٍ ثمَّ حَلْوى لكَ الفِطْرُ

Ada sebagian ulama menazhamkan hal ini, beliau berkata :

فمن رطب، فالبسر، فالتمر، زمزم

Maka dari ruthab, lalu busur, lalu tamer, lalu zamzam,

           فماء فحلو ثم حلوى لك الفطر

Lalu air putih, hulwu, halwa dengan itulah kau bisa berbuka

5- الإتيانُ بدُعاءِ الإفطار وهُو: (اللهُمَّ لكَ صُمْت ، وبِكَ آمنْت ، وعلى رِزْقِكَ أفطَرت . ذهَبَ الظَّمَأ ، وابتلَّتِ العروقُ وثبَتَ الأجْرُ إن شاءَ الله . الحمدُ للهِ الذي أعانَنِي فصُمت ورزَقَني فأفطَرْت . اللهُمَّ إنّي أسألُكَ بِرحمتِكَ التي وَسِعَتْ كُلَّ شيءٍ أن تَعفِرَ لي) روى أوله أبو داود وآخره ابن السني . ويَدعو بعده بما شاء .

6. Membaca doa buka puasa yakni :

اللهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وبِكَ آمنْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أفطَرْتُ.

Ya Allah.. untuk Mu aku berpuasa, pada Mu aku beriman, atas Rizki Mu aku berbuka puasa.

ذهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثبَتَ الأجْرُ إِنْ شَاءَ اللّٰهُ.

Telah sirna kehausan, membasahi urat-urat, dan insyaAllah pahala telah ditetapkan

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَعَانَنِيْ فَصُمْتُ وَرَزَقَنِيْ فَأَفطَرْتُ.

Segala Puji adalah milik Allah yang telah menolong ku hingga aku dapat berpuasa, dan memberiku Rizki hingga aku dapat berbuka puasa

أَللّٰهُمَّ إنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِيْ

Ya Allah.. Sungguh aku memohon dengan sebab Rahmat Mu yang mencakup segala sesuatu,, ampunilah aku..

6- تفطيرُ الصّائمين

6. Memberi makan pada yang berbuka puasa

لِمَا فيهِ منَ الأجْرِ الكبير ففي الحديث: (من فطَر صائماً كان له مثل أجره غير أنه لا يُنقص من أجر الصائم شيئاً) رواه الترمذي وصحّحه وابنُ ماجه وابن خزيمة وابن حِبّان .

Karena ada hadist yang menjelaskan bagaimana besarnya pahala bagi yang mengamalkan amalan itu :

"Barangsiapa yang memberi makan pada yang akan berbuka puasa maka akan diberikan padanya pahala puasa orang tersebut tanpa mengurangi pahala yang puasa itu sedikitpun"

--------

7- الاغتسالُ منَ الجَنابةِ قبلَ الفجْرِ خروجاً منَ الخِلاف ، ولكي يبدَأَ صومَهُ طاهراً .

7. Bila ia mendapat junub Sunnah mandi dari junub tersebut sebelum subuh, karena 2 alasan :
  - kaidah fiqih : khurujan minal khilaf mustahab : " keluar dari selisih pendapat ulama adalah sunnah" .
     Sebab ada sebagian ulama yang mewajibkan mandi junub sebelum subuh
  - supaya ia memulai puasanya dalam keadaan suci

8- الاغتسالُ كُلَّ ليلةٍ مِن ليالي رمضانَ بعدَ المَغرِب لكي ينشَط للقيام .

8. Mandi di setiap malam pada malam-malam bulan Ramadhan setelah Maghrib agar ia lebih segar bersemangat dalam melaksanakan ibadah malam (taraweh, baca Al-Quran dsb)

9- المُحافَظةُ على صلاةِ التراويحِ مِن أوَّلِ ليلةٍ إلى آخِرِ ليلة ، قالَ عليهِ الصَّلاةُ والسَّلام: (مَن قامَ رمضانَ إيماناً واحتِساباً غُفِرَ لهُ ما تقدَّمَ مِن ذَنْبِه) رواه البخاري ومسلم .
قال العلماء: المقصودُ بقيامِ رمضان: صلاةُ التراويح .

8. Terus menjaga pelaksanaan shalat taraweh dari mulai malam pertama hingga malam terakhir

Nabi -Alayhis sholatu wassalam- bersabda:  barangsiapa mendirikan ibadah pada malam Ramadhan karena keimanan dan ikhlas (mengharap pahala&ridho Allah semata) maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau
Riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim
Para ulama menyatakan : maksud qiyaam Ramadhan (mendirikan ibadah malam Ramadhan) adalah  Shalat taraweh

10- تأكُّدُ المُحافَظةِ على صلاةِ الِوْتر .

10. Di tekankan lebih kesunnah an dalam menjaga pelaksanaan shalat witir

ويختصُّ وِتْرُ رمضانَ بِثلاث خصوصيّات:
1) أنّه تُسَنُّ فيهِ الجماعة.
2) ويُسَنُّ فيهِ الجَهْر .
3) ويُسَنُّ فيهِ القُنوتُ في النِّصفِ الأَخير مِن رمضانَ على المُعتمَد .
وبعضهم قال: في جميع الشهر.

Berbeda dengan pelaksanaan witir di bulan lain, di bulan Ramadhan pelaksanaannya memiliki 3 kehususan:

1.) Disunnahkan berjamaah
2.) Sunnah mengeraskan bacaan
3.) Disunnahkan padanya membaca doa qunut di setengah bulan terakhir Ramadhan, -> menurut pendapat Mu'tamad (pegangan).
- sebagian ulama berpendapat: Sunnah doa qunut witir di seluruh bulan

11- الإكثارُ مِن تِلاوَةِ القرآنِ بِتدبُّر ، لأنه الشهر الذي أنزل فيه ويأتي شفيعا لقارئه يوم القيامة.

11. Memperbanyak dalam membaca Al-Quran dengan merenung kannya, karena :
- bulan Ramadhan adalah bulan dimana diturunkan Al-Quran, dan
- Al-Quran akan menjadi penolong pembacanya pada hari kiamat

12- تأكد الإكثار منَ السُّنَن ، كرَواتبِ الصَّلَوات وصلاةِ الضُّحى والتسبيحِ والأَوّابِين.

12. Lebih di tekankan untuk memperbanyak pengamalan Sunnah-sunnah, seperti Shalat Sunnah Rawatib (qobliyyah & ba'diyyah), shalat Dhuha, Shalat Tasbih, dan shalat sunnah awwabin.

13- تأكد الإكثارُ منَ الأعمالِ الصّالحة ، كالصّدَقةِ وصِلَةِ الرَّحِمِ وحضورِ مجالسِ العلْمِ والاعتكافِ والاعتمارِ والإقبالِ على اللهِ – بِحفْظِ القلْبِ والجَوارحِ – والدَّعَواتِ المأثورة .

13. Lebih ditekankan dalam memperbanyak amal shalih, seperti sedekah, silaturahim, menghadiri majelis-majelis ilmu, I'tikaf, memakmurkan ibadah dimasjid, selalu mengharapkan hati pada Allah dengan menjaga hati dan anggota tubuh pada ketaqwaan yang baik, dan memperbanyak membaca doa-doa yang diriwayatkan diamalkan oada bulan Ramadhan.

14- الاجتِهادُ في العشْرِ الأَواخرِ وتحرِّي ليلةِ القَدْر فيها وفي أوتارِها آكَدُ.

14. Bersungguh-sungguh dalam beribadah pada 10 hari terakhir nya, dan berusaha mencari waktu laylatul Qadar hari-hari tersebut, dan di malam-malam ganjilnya lebih ditekankan lagi.

وليلة القدر: سميت بذلك لعِظَم قدرها ؛ لأن الله يقدُرُ فيها ما يشاء ، وهي من خصائصنا .

Laylatul Qadar : Malam kemulian
Dinamakan dengan malam kemulian karena nilai nya yang agung.

Sebab : pada malam itu Allah menetapkan apa saja yang Ia kehendaki.

Malam laylatul Qadar adalah keistimewaan hanya diberikan pada kita ummat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam

وفيها أربعون قولاً ، ومال الإمام الشافعي إلى أنها ليلة الحادي أو الثالث والعشرين ، والذي عليه الجمهور أنها ليلة السابع والعشرين ، واختار بعضهم انتقالها في ليالي العشر الأخيرة ،

Kapankah laylatul Qadar ??

Pada nya ada 40 pendapat,
- Imam As-Syafi'i cenderung pada pendapat yang menyatakan Laylatul Qadar adalah malam 21 atau malam 23.
- mayoritas ulama berpendapat bahwa ia ada di 27 Ramadhan
- sebagian Ulama lain lebih memilih pendapat yang menyatakan bahwa Laylatul Qadar selalu berpindah-pindah pada malam-malam 10 hari terakhir (berbeda-beda disetiap tahun)

وحكمة إبهامها: إحياء جميع الليالي بالعبادة.

Kesimpulan nya : " keberadaan Laylatul Qadar disamarkan "

Hikmahnya : agar semua muslim bersemangat selalu dalam mengisi setiap malam Ramadhan dengan ibadah

ومن خصائصها: أنها لا ينعقد فيها نطفة كافر ، وينكشف فيها شيء من عجائب الملكوت ، والعمل فيها خير من العمل ألفَ شهرٍ ليس فيها ليلة القدر .

Diantara keistimewaan Laylatul Qadar :
- pada malam tersebut tak akan bertemu benih anak kafir.
- akan ditampilkan pada malam tersebut beberapa hal daei keajaiban alam semesta.
- beramal shalih pada malam tersebut lebih baik 1000 bulan dibandingkan bulan-bulan yang tak ada Laylatul Qadar nya

------------

ومن علاماتها: أنها معتدلة ، وتطلع الشمس يومها بيضاء وليس فيها كثيرُ شعاع ، لِنور الملائكة الصاعدين والنازلين .

Alamat / Tanda-tanda Laylatul Qadar :

- Malam itu bercuaca sedang tidak dingin tidak juga panas, tidak hujan, tidak berangin, tidak berawan.

- besok paginya matahari terbit sinar nya putih,
- kilau cahaya matahari pada ke esokan hari tersebut tidak tampak karena terhalangi dari banyaknya cahaya para malaikat yang naik juga yang turun

(Tambahan)
Dalam Hadist :

ﻓﻘﺪ ﺳﺌﻞ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻦ ﻋﻼﻣﻠﺖ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻓﻘﺎﻝ ﻫﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺑﻠﺠﺔ ﺍﻱ ﻣﺸﺮﻗﺔ ﻧﻴﺮﺓ ﻻﺣﺎﺭﺓ ﻭﻻ ﺑﺎﺭﺩﺓ ﻭﻻﺳﺤﺎﺏ ﻓﻴﻬﺎ ﻭﻻﻣﻄﺮ ﻭﻻﺭﻳﺢ ﻭﻻﻳﺮﻣﻰ ﻓﻴﻬﺎ ﺑﻨﺠﻢ ﻭﻻﺗﻄﻠﻊ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﺻﺒﻴﺤﺘﻬﺎ ﻣﺸﻌﺸﺔ

Rasulullah saw pernah ditanya tentang tanda-tanda laylatul qadar, maka beliau menjawab : yaitu malam yang terang dan bercahaya, udaranya tidak panas dan tidak dingin, tidak ada mendung, tidak ada hujan, tidak ada gerak angin dan tidak ada bintang yang dilempar. Paginya matahari terbit dengan terang tapi tidak terlalu memancar.
انتهى

ويسن لمن اطّلع عليها أن يكتمها ويحييها ويحيي يومها كليلتها .

Disunnahkan bagi seorang yang menyaksikan peristiwa Laylatul Qadar agar ia
- merahasiakan nya,
- menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah,
- menghidupkan ibadah besok hari nya sebagaimana di malam itu ia beribadah

Lalu Dalam menghidupkan Laylatul Qadar ada 3 tingkatan / derajat, yakni :

وأعلى مراتب إحيائها: أن يحيي الليل كله بأنواع العبادة كالصلاة والقراءة وكثرة الدعاء المشتمل على قوله: (اللهم إنك عفُوّ تحب العفو فاعفُ عني) .

1.) Derajat yang tertinggi adalah dengan menghidupkan sepenuh malam nya dengan berbagai macam ibadah seperti Shalat, membaca Al-Quran, banyak berdoa yang didalam doa2 tersebut memperbanyak pada doa :

أَللّٰهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ

Ya Allah.. Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi suka memberikan maaf maka berikanlah aku maaf

وأوسطها: أن يحيي معظم الليل بما ذكر.

2.) Lalu derajat ibadah sedang nya : dengan menghidupkan kebanyakan waktu malam (lebih dari separuhnya) dengan ibadah yang seperti tadi disebut

وأدناها: أن يصلي المغرب والعشاء في جماعة ويعزِمَ على صلاة الصبح في جماعة .

3.) Lalu derajat ibadah paling rendah/paling minimalnya : dengan Shalat Maghrib dan isya berjamaah jama'ah, lalu dimalam itu ia bertekad kuat akan melaksanakan Shalat Shubuh berjamaah

15- تَحرِّي الإفطارِ على حَلال .

15. Berusaha agar berbuka puasa dengan makanan&minuman dari yang murni halal
16- التوسِعَةُ على العِيال.

16. Meluaskan nafkah (memberi belanja lebih) pada keluarga melebihi hari-hari lainnya

17- تَرْكُ اللَّغْوِ والمُشاتَمة ، فإن شاتَمَهُ أحدٌ فيتذكّرُ بقلْبِهِ (اني صائم) زجراً لنفسه عن إدخال الخلل على صومه ،

ويندب أن يقول ذلك بلسانه أيضاً إن لم يخف الرياء زجراً لخصمه ودفعاً بالتي هي أحسن .

17. Meninggalkan omong kosong/obrolan sia-sia/tak berguna, dan menjauhi saling mencaci, saling menghina, saling memaki, saling mengutuk

Lalu bila ada orang memakinya maka hendaknya ia mengingat dalan hatinya : (-aku ini sedang berpuasa-) sebagai pengingat dann pengendali dirinya agar ia tak melakukan perkara yang merusak puasanya

Disunnahkan kan agar saat itu ia juga mengucapkan dengan lidahnya : aku sedang berpuasa, namun ini bila tidak khawatir timbul perasaan Riya.
Ucapan ini adalah untuk :
- peringatan pada orang yang mengganggu nya,
- balasan terbaik pada yang berbuat buruk padanya.

  *فائدة:*
قالَ الإمامُ أبو حامدٍ الغزاليُّ صاحبُ كتاب إحياء علوم الدين:

ينقسِمُ الصّومُ إلى ثلاثةِ أقسام:

1⃣ صَومُ العُموم (العَوَامِّ) ، وهو الصّومُ عنِ المُفطِّراتِ المُبطِلةِ للصّوم .

2⃣ صَومُ الخُصوص (الخَوَاصِّ) ، وهُو الصّومُ عنِ المَعاصِي .

3⃣ صَومُ خُصوصِ الخصوص (خَوَاصِّ الخَوَاصّ) ، وهُو الصّومُ عمّا سوى الله .

Faidah :
Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazzali penyusun kitab Ihyaa 'Ulumuddin :
Puasa terbagi menjadi 3 bagian :

1. Puasa Umum (awam) : biasa
Adalah : puasa dari segala yang membatalkan puasa

2. Puasa Khusus (Khowas) : istimewa
Adalah : Puasa dari maksiat

3. Puasa Khususulil khusus (khowasul Khowas) : sangat khusus/istimewa
Adalah : Puasa dari segala hal selain Allah -> hanya sibuk dengan Allah

⏪ *مكروهاتُ الصّوم:*

ثمانية ؛ فيثاب إذا تركها الصائم امتثالا وهي:

1- العَلْك ،
أي: مَضغُهُ بدونِ أن ينفصِلَ منهُ شيءٌ إلى الجَوْف ، وإلا صارَ مُفطِراً.

2- ذَوْقُ الطّعامِ بدونِ حاجةٍ معَ عدَمِ وصولِ شيءٍ إلى الجَوْف ، وأمّا لِحاجةٍ فلا يُكرَه .

3- الاحتِجام ،
وهو إخراجُ الدَّم ، فيُكرهُ خروجاً منَ الخِلاف ، ولأنّه يُورِثُ الضّعف .
وكما تُكرَهُ لهُ الحِجامةُ يكرَهُ لهُ أن يَحجُمَ غيرَه .

4- مَجُّ الماءِ بعدَ الإفطار ،
أي: إخراجُهُ منَ الفَم ، فيذهَبُ ما بهِ مِن برَكةِ الصّومِ فالسنة أن يبتلع مابقي منه في فمه .

5- الغُسلُ بالانغماسِ ولو كانَ الغُسلُ واجباً فيكره .

6- السِّواكُ بعدَ الزَّوالِ لأنّه يُذهِبُ رائحةَ الفَمِ (خَلُوفَ فمِ الصّائم) ، واختارَ الإمامُ النوويُّ عدمَ الكراهِيَة .

7- كثرةُ الشِّبَعِ والنّوم ، والخَوْضُ فيما لا يعني ، لأنّ ذلكَ يُذهِبُ فائدةَ الصّوم.

8- تناوُلُ الشّهَواتِ المُباحةِ منَ المَشْموماتِ أو المُبصَراتِ أو المسموعات .

Makruh makruh puasa ada 8

Yakni : Apabila 8 perkara ini ditinggalkan oleh yang berpuasa maka ia akan diberikan pahala,
yaitu :

1. Al-'Alak (mengunyah)
Yaitu : mengunyah sesuatu tanpa ada yang terpisah dari sesuatu tersebut yang masuk ke pencernaan,
-> bila ada pecahan kunyahannya yang masuk ke pencernaan maka batal puasanya

2. Mencicipi makanan tanpa ada keperluannya
-> ini bila tak ada sesuatu yang masuk ke pencernaan nya, bila ada maka batal puasa nya

3. Ihtijam (berbekam)
Yaitu : mengeluarkan darah
-> maka bekam ini di makruhkan karena 2 alasan :
1.) ada  kaidah fiqih : "menghindari perselisihan ulama adalah sunnah"
Dimana ada sebagian ulama yang mengharamkan bekam disaat puasa
2.) Bekam bisa menyebabkan lemas

==>> Sebagaimana di makruh kan berbekam, di makruh kan juga bagi orang yang membekamkan nya saat yang dibekam sedang berpuasa

4. Meludahkan (kumur-kumur) air setelah berbuka puasa
Yakni : mengeluarkan air dari mulut, sebab akan menghilangkan/membuang dengan itu keberkahan puasa.

-> maka yang sunnah : menelan semua yang tersisa didalam mulutnya

5. Mandi dengan cara menyelam, walaupun saat itu ia hendak mandi junub maka tetap di makruhkan

6. Berawal / sikat gigi setelah zhuhur

Karena itu bisa menghilangkan bau mulut dimana bau mulut seorang yang sedang berpuasa itu dicintai Allah sebagai ciri ia berpuasa
Namun Imam An-Nawawi memilih pendapat bahwa bersiwak saat puasa itu tidak makruh

7. Sering kenyang dan banyak tidur, dan berbicara panjang lebar pada  perkara yang tak berguna untuknya, karena hal tersebut bisa menghilangkan faidah puasa

8. Melakukan pemenuhan syahwat yang mubah dari menciumi aroma-aroma, dan melihat-lihat, dan mendengarkan

------------------------

يتبع بإذن الله في الدرس القادم (الرابع)

Kajian ini akan berlanjut pada kasus ke empat dengan Izin Allah di kajian yang akan datang

*المصدر : من كتاب التقريرات السديدة في المسائل المفيدة.*

Sumber referensi dari kitab Taqrirotussadidah fil masaa-il Almufidah

( من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين )

Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan suatu kebaikan maka ia akan diberikan pemahaman Agama yang baik

انشر تؤجر فضيلة نشر العلم الشرعي

Sebarkan lah kajian-kajian ini niscaya Anda akan mendapatkan keutamaan & keuntungan menyebarkan ilmu syariat